Jakarta–Teka-teki siapa pembeli saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) milik Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk (ASII) terkuak, yakni Bangkok Bank.
Corporate Secretary ASII, Gita Tiffani Boer dalam keterbukaan informasi mengungkapkan, harga pembeliannya adalah sebesar 1,77x nilai buku Bank Permata berdasarkan nilai buku yang terakhir yang diterbitkan oleh Bank Permata sebelum penyelesaian transaksi.
Jika berdasarkan nilai buku Bank Permata per 30 September 2019, maka harga pembelian per saham adalah sebesar Rp1.498. Pembayaran akan dilakukan dalam bentuk tunai pada saat penyelesaian transaksi.
“Kecuali disepakati lain secara tertulis oleh para pihak dalam CSPA. Penyelesaian transaksi harus dilakukan selambat-lambatnya 12 bulan setelah tanggal penandatanganan CSPA. Tujuan dari Rencana Transaksi adalah sebagai penerapan dari strategi bisnis Perseroan,” jelasnya dalam keterbukaan informasi.
Pihak Bangkok Bank sendiri juga mengumumkan transaksi ini diharapkan akan selesai pada tahun 2020.
“Ekspansi internasional adalah strategi utama kami. Indonesia khususnya adalah fokus utama bagi kami, karena Indonesia adalah salah satu ekonomi utama yang tumbuh paling cepat di Asia dengan fundamental makroekonomi yang sangat mendukung dan demografi yang menguntungkan,” kata Chairman Bangkok Bank, Piti Sithi-Amnuai dalam siaran pers, Kamis, 12 Desember 2019.
Penyelesaian Transaksi tunduk pada sejumlah kondisi sebelumnya termasuk persetujuan regulator dari Bank of Thailand dan Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK) serta persetujuan rapat umum pemegang saham Bangkok Bank.
Akuisisi ini akan dibiayai melalui perpaduan sumber daya internal dan kegiatan pendanaan rutin Bangkok Bank. Akuisisi ini diharapkan akan menambah keuntungan per saham (earnings per share) dan pengembalian ekuitas (return on equity) Bangkok Bank segera setelah proses akuisisi selesai. Posisi modal Bank juga diperkirakan akan tetap kokoh setelah penyelesaian Transaksi.
Bangkok Bank adalah bank Thailand dengan jaringan internasional paling luas, yang hadir di 14 negara dengan pinjaman internasional melalui jaringan ini menyumbang 17% dari total pinjaman Bank. Selama bertahun – tahun, Bangkok Bank telah mengadopsi strategi menghubungkan kawasan Asia untuk mendukung klien melakukan ekspansi ke luar negeri, dan jaringan internasional Bangkok Bank telah menjadi faktor penting dalam keberlanjutan pertumbuhan bisnisnya.
Akuisisi Permata selanjutnya akan memperkuat komitmen Bangkok Bank kepada Indonesia, yang telah hadir di Indonesia sejak 1968, serta mengukuhkan posisi Bangkok Bank sebagai pemain regional dengan pijakan yang kokoh di Thailand dan Indonesia, yang adalah dua pasar terbesar di ASEAN.
“Berdasarkan pengalaman langsung kami di Indonesia dan pemahaman mendalam tentang sektor perbankan, kami meyakini bahwa sektor perbankan Indonesia siap untuk terus tumbuh dan tetap mempertahankan marjin yang sehat,” jelas Presiden Bangkok Bank, Chartsiri Sophonpanich, dalam siaran persnya.