Jakarta – EY Indonesia menjadi knowledge partner untuk bidang Integrity and Compliance (I&C) atau Integritas dan Kepatuhan di Business 20 (B20) 2022. Hal ini merupakan kelanjutan dari keterlibatan EY Italy sebagai mitra Integritas & Kepatuhan di B20 Italy pada tahun 2021 lalu.
EY Indonesia melalui divisi Forensics & Integrity Services akan terlibat dalam seluruh proses komunikasi dan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan nasional dan internasional demi mendukung pengembangan kebijakan yang bermanfaat bagi negara-negara anggota G20.
Tujuan utama EY Indonesia dalam forum lintas negara ini adalah adanya laporan berisi rekomendasi kebijakan untuk KTT G20 atas isu-isu vital yang paling dinanti, serta solusi pragmatis untuk memitigasi berbagai implikasi terkait Integritas & Kepatuhan.
“Keterlibatan kami dalam acara bergengsi ini menunjukkan keunggulan tim Forensik & Integritas EY dalam membantu komunitas bisnis nasional dan internasional dalam memberikan solusi efektif melalui rekomendasi kebijakan. Peran dan dukungan kami di Integritas & Kepatuhan B20 akan membantu mengembangkan agenda yang lebih baik untuk memastikan proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung dilaksanakan secara inklusif, berkelanjutan, dan tangguh,” ujar Managing Partner EY Indonesia Peter Surja, seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (11/2/22).
Selain bertindak sebagai knowledge partner, EY juga mengambil bagian dalam gugus tugas isu-isu prioritas B20 lainnya seperti Energi, Keberlanjutan & Iklim; Digitalisasi, serta Keuangan & Infrastruktur.
Isu-isu tersebut merupakan bagian dari tujuh isu prioritas yang tercakup dalam forum B20, yang juga selaras dengan agenda G20 dalam mewujudkan pemulihan yang lebih kuat untuk menuju pertumbuhan ekonomi global yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
Menurut EY Global Integrity Report 2022, lebih dari setengah (55%) karyawan dan pemimpin perusahaan di seluruh dunia percaya bahwa standar integritas perusahaan tidak menjadi lebih baik atau memburuk selama 18 bulan terakhir.
Sementara rekor 97% responden survei setuju bahwa integritas merupakan isu penting dalam organisasi mereka. Sejumlah 41% responden mengatakan bahwa pandemi COVID-19 membuat mereka lebih sulit untuk menjalankan integritas dalam urusan bisnis.
Survei yang dilakukan pada lebih dari 4,700 karyawan, manajer, dan dewan direksi di 54 negara dan wilayah, menemukan bahwa para pemimpin umumnya berusaha untuk menerapkan serta mengkomunikasikan budaya integritas yang kuat dalam bisnis mereka.
“Menurut pengamatan kami pada praktik bisnis dalam negeri, kesadaran akan integritas dan kepatuhan para pelaku bisnis kurang merata bahkan di sektor yang sama, sehingga membutuhkan upaya lebih besar untuk meningkatkan pemahaman bersama terkait hal ini. Perkembangan agenda integritas di Indonesia sepertinya akan membutuhkan waktu lebih lama, namun harus segera dimulai demi mencapai tujuan yang diharapkan,” jelas EY Indonesia Forensics and Integrity Services Partner Stevanus Alexander Sianturi.
Melalui B20, rekomendasi kebijakan tentang Integritas & Kepatuhan akan dikembangkan dengan dukungan dari berbagai industri dan organisasi terkemuka, baik dari negara-negara G20 maupun non-G20. Inisiatif ini akan mendapatkan manfaat melalui pengalaman langsung dan praktik kerja unggulan dari para anggota ahli, namun dengan pedoman yang dapat ditindaklanjuti oleh organisasi terkemuka nasional dan internasional.
Informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: ey.com/forensicsglobalintegrityreport2022.