Tenggara Strategics mengeluarkan hasil riset “Beyond Lending: Membangun Ketahanan UMKM di Masa Pandemi Covid-19 – Studi Kasus Investree 2020-2021” yang bertujuan untuk memahami sejauh mana dampak yang diberikan oleh perusahaan fintech lending, khususnya Investree, dalam membantu pelaku UMKM bertahan menghadapi badai Covid-19. Dalam riset tersebut, dinyatakan akses pembiayaan oleh Investree telah mendukung keberlangsungan bisnis pelaku UMKM selama pandemi sejak 2020–2021. Dampak yang diberikan meliputi aspek ekonomi, sosial, dan psikologis. Kaitannya dengan ekonomi, selain mampu meningkatkan dan mempertahankan pendapatan pelaku UMKM, rupanya Investree berhasil mendorong inklusi keuangan melalui penyediaan fasilitas pinjaman produktif secara mudah dan cepat.
Hal itu didukung dengan data yang disajikan dalam laporan penelitian Tenggara Strategics. Investree membantu meningkatkan inklusi keuangan di kalangan UMKM dengan 39% Borrower melaporkan pinjaman melalui Investree adalah pinjaman pertama yang pernah mereka terima. Segmen peminjam yang menerima penyaluran pinjaman pertama melalui Investree terdiri dari segmen mikro 37%, segmen kecil 47%, dan segmen menengah 30%. Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi, mengatakan, pihaknya menyambut baik temuan Tenggara Strategics dimana Investree terbukti meningkatkan inklusi keuangan bagi teman-teman pelaku UMKM di masa-masa penuh ketidakpastian.
“Ini menjadi bukti bahwa akses pembiayaan fintech lending dapat menjadi alternatif modal kerja yang menguntungkan sekaligus kaya manfaat bagi pertumbuhan bisnis pengusaha. Apalagi pada era digital serba cepat saat ini,” katanya.
Salah satu borrower yang merasakan dampak inklusi keuangan adalah PT Gesits Bali Pratama yang merupakan distributor terbesar Wika Industri Manufaktur (WIMA) sebagai produsen motor listrik. Baru didirikan sekitar 2 tahun lalu, Gesits Pratama selalu mengalami kendala dalam mengakses pinjaman dari perbankan. Padahal angka penjualannya mencatatkan hasil luar biasa. Demi mendukung proses pengadaan unit sepeda motor listrik serta memperlancar keperluan operasional, Gesits Pratama akhirnya mengajukan pinjaman melalui Investree dan disetujui. Prosesnya cepat mengandalkan credit-scoring modern. Hal ini mengindikasikan Investree mendukung peluang bisnis Gesits Pratama agar bisa mendapatkan akses keuangan dan memenuhi kebutuhan. “Untuk modal usaha, Investree menyelamatkan kami,” ujar Direktur Gesits Pratama, Sari Suryanti.
Selain itu, terkait inklusi keuangan, hasil riset Tenggara Strategics menyatakan akses pinjaman Investree memungkinkan para pelaku UMKM beralih produk bahkan industri dalam beradaptasi dan mempertahankan bisnis selama pandemi Covid-19. Peralihan industri selama pandemi dialami oleh segmen mikro 14%, segmen kecil 18%, dan segmen menengah 11%. Sebagian peminjam mikro pivot atau beralih ke industri makanan dan minuman, sedangkan peminjam kecil dan menengah mengambil kesempatan dari industri yang sedang berkembang selama pandemi seperti perlengkapan kesehatan (APD) dan penyediaan kebutuhan sekolah daring/alat tulis. Setelah pelaku UMKM melihat kondisi pasar dan memutuskan pivot, akses pinjaman Investree menyokong mereka untuk beralih produk dan industri dengan menyediakan dana yang dapat digunakan untuk perputaran modal.
Selain dampak ekonomi, ada dampak non-ekonomi juga yang Tenggara Strategics ungkap dalam laporan penelitiannya. Sebanyak 78% pelaku UMKM atau Borrower Investree yang tergabung dalam komunitas Koperasi Jasa dengan Unit Usaha Simpan Pinjam Gramindo Berkah Madani beserta subusahanya Gayatri Microfinance merasa terdukung secara mental dan sosial. Mereka mengaku mendapatkan modal sosial kuat, mengacu pada nilai jaringan sosial atau manfaat dan kewajiban yang datang dengan keanggotaan kelompok. 76% pelaku UMKM ini mendapatkan kesempatan untuk memberi manfaat kembali kepada komunitasnya dan 75% pelaku UMKM juga melaporkan mereka menerima pengetahuan bisnis dan dukungan dari anggota komunitas lainnya dalam masa-masa sulit. Sehingga, modal sosial yang didapatkan Borrower Investree melalui komunitas Gramindo juga menjadi keuntungan dalam menjalani usaha mereka.
Selain modal sosial, kualitas hidup para pelaku UMKM yang mendapatkan fasilitas pembiayaan melalui Investree turut meningkat. Penelitian terhadap 275 Borrower Investree ini menemukan kualitas hidup pelaku UMKM yang menjadi Borrower Investree meningkat sebesar 14% secara keseluruhan setelah menerima penyaluran pinjaman selama masa pandemi. Hal ini dapat diukur dari berbagai aspek seperti kesejahteraan ekonomi, sosial, fisik, dan psikologis. Peningkatan kualitas hidup sebagian besar didukung oleh peningkatan kesejahteraan ekonomi sebesar 16%, diikuti peningkatan kesejahteraan sosial sebesar 14%, dan peningkatan kesejahteraan psikologis sebesar 9%.
Executive Director Tenggara Strategics, Riyadi Suparno berujar, “Ini temuan menarik, ya. Di mana dukungan dari platform fintech lending seperti Investree tak hanya berdampak terhadap inklusi keuangan tapi juga pada aspek non-ekonomi khususnya sosial dan psikologis. Mudah-mudahan akses pembiayaan digital semacam ini dapat terus membantu UMKM berkembang dan menjadi tangguh melewati masa pandemi.” (Ari Nugroho)