Efek Resesi dan SVB, 27 Bank di AS Kena Imbasnya

(Foto: Net)

Jakarta – Kabar buruk kembali menerjang industri perbankan di Amerika Serikat (AS). Lembaga pemeringkat, Moody’s, menurunkan peringkat kredit sejumlah bank di negeri Paman Sam pada Selasa (9/8).

Moody’s bahkan menambahkan jika pihaknya tengah meninjau status peringkat beberapa lembaga penyedia kredit AS lainnya. Moody’s juga menyatakan bahwa kualitas penyaluran kredit pada industri jasa keuangan di AS kemungkinan bakal diuji oleh risiko pendanaan dan profitabilitas yang lebih lemah.

Dikutip dari Reuters, Kamis (10/8), Moody’s mengurangi peringkat 10 bank AS satu tingkat, yang mana ke-10 bank itu mencakup M&T Bank, Pinnacle Financial Partners, Prosperity Bank, dan BOK Financial Corp. Serta ada enam raksasa perbankan masuk dalam peninjauan. Termasuk Bank of New York Mellon, US Bancorp, State Street, dan Truist Financial.

“Banyak hasil kuartal kedua bank menunjukkan meningkatnya tekanan yang akan mengurangi kemampuan mereka untuk menghasilkan modal internal,” tulis Moody’s dalam sebuah catatan.

“Ini terjadi karena resesi ringan AS akan segera terjadi pada awal 2024 dan kualitas aset tampaknya akan menurun,” jelas lembaga itu lagi.

Moody’s juga menyinggung risiko tertentu dalam portofolio real estat komersial (CRE) sejumlah bank sebagai faktor lain. Peringatan CRE merujuk ke situasi terkini di mana ada risiko utama karena suku bunga yang tinggi, penurunan permintaan kantor akibat pekerjaan jarak jauh, dan penurunan ketersediaan kredit CRE sendiri.

Di samping itu, Moody’s turut mengubah persepsinya terhadap 11 penyalur kredit utama di AS menjadi negatif. Hal ini otomatis menambah total bank di AS yang diubah penilaian kreditnya oleh Moody’s menjadi 27 bank.

Sebagai informasi, industri perbankan di AS diterpa guncangan besar paska kolapsnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank awal tahun ini. Kondisi demikian lantas menimbulkan krisis kepercayaan pada sektor perbankan AS, yang membuat nilai simpanan di sejumlah bank regional mengalami penyusutan, sekalipun otoritas telah menerapkan berbagai kebijakan darurat untuk menopang kepercayaan nasabah.

Bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) juga menunjukan data survei bagaimana standar kredit diperketat di bank AS.

Permintaan pinjaman juga melemah baik untuk sektor bisnis maupun konsumen. Analis Morgan Stanley mengatakan permintaan pinjaman kemungkinan akan terus dalam tren penurunan.

Tak hanya Moody’s, lembaga pemeringkat lainnya, Fitch, turut melakukan pemangkasan peringkat, yakni terhadap surat utang AS sebanyak satu tingkat menjadi AA+, yang disebabkan oleh penurunan fiskal selama tiga tahun ke depan dan negosiasi plafon utang yang sering mandek degan parlemen.

Penulis: Steven Widjaja

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *