Tak Boleh Monopoli, Beragam Brand Mobil Listrik Diperlukan

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia. (Foto: Dok. AP/SW)

Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menyatakan perlunya memiliki investor asing dari berbagai brand bagi industri kendaraan listrik atau electronic vehicle (EV) nasional. Hal ini, menurutnya, penting dilakukan untuk mencegah munculnya monopoli di industri kendaraan listrik dalam negeri.

“Saya lihat dunia, Eropa khususnya, tengah melakukan shifting ke energi hijau yang salah satunya diterapkan dalam bentuk kebijakan kendaraan listrik, dan di Tiongkok lebih agresif lagi soal kendaraan listrik. Itulah mengapa kita dorong ekosistem kendaraan listrik ini,” ujar Bahlil pada acara seminar “Membangun Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik” di Jakarta, Selasa, 29 Agustus 2023.

“Lalu, kami sama Pak Luhut buat kebijakan secara teknis. Barulah pada 2020 kita lakukan penandatanganan untuk penerbitan mobil Hyundai listrik, tapi saya sangat senang bahwa Pak Jokowi bilang negara tidak boleh didominasi oleh negara tertentu, harus beragam masuk. Maka, kita tetap menandatangani masuk ini barang,” jelasnya.

Pihaknya pun telah mengundang berbagai brand industri kendaraan listrik dari luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan melakukan kolaborasi secara bersama-sama dengan pihak lokal untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik nasional. Ia kemudian memberikan contoh bagaimana pemerintah Indonesia mengundang berbagai investor asing untuk melakukan pengembangan ekosistem baterai EV di Indonesia.

“Ini adalah kolaborasi pertama untuk membangun ekosistem baterai mobil listrik dari hulu ke hilir yang dilakukan oleh kita. Ini untuk LG Energy Solution dia adalah pemain terbesar di dunia. Lalu, Contemporary Amperex Technology atau CATL dari Tiongkok juga begitu. Kalau LG Energy Solution dari hulu ke hilir, maka CATL dari hilir ke hulu. Dan Ini bukan hanya milik Korea dan Tiongkok, tapi juga milik Indonesia yang mana 35% sahamnya di dalam negeri itu dimiliki BUMN. Jadi, ini bukan dikuasai asing, namun kita butuh penguasaan teknologi dari asing,” terangnya.

Ia turut mengungkapkan bahwa ke depannya, bukan hanya industri dari Korea dengan Hyundai dan Tiongkok dengan Wuling yang masuk ke Indonesia, namun juga industri otomotif dari Jerman, Volkswagen (VW), bakal ikut meramaikan pengembangan ekosistem kendaraan listrik Tanah Air. Dengan makin banyaknya industri kendaraan listrik di Indonesia, diharapkan penggunaan EV juga makin meningkat, yang mana bakal mengurangi polusi udara di perkotaan.

Penulis: Steven Widjaja

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *