Vitalnya Komunikasi Bagi Lembaga Perbankan

Chairman Infobank Media Group, Eko B. Supriyanto pada acara talkshow berjudul ‘How to Manage Crisis Communication in Banking Industry’ yang diadakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bekerja sama dengan Infobank Media Group di The Westin Jakarta, Selasa (12/9). (Foto: Dok. TF/Zul)

Jakarta – Ilmu dan strategi komunikasi adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Apalagi, di zaman digital dan keterbukaan informasi seperti sekarang, memiliki ilmu komunikasi yang handal, merupakan hal yang vital. Ilmu komunikasi yang baik bisa membantu kita dalam menangkal berbagai isu negatif yang dapat merugikan kita.

Konsep ini ternyata juga berlaku untuk pengelolaan bisnis, termasuk salah satunya bagi industri lembaga keuangan. Chairman Infobank Media Group, Eko B. Supriyanto, menjelaskan jika strategi komunikasi yang apik akan meminimalisir dampak buruk akibat persebaran berita negatif yang kini bisa menyebar sangat cepat melalui berbagai channel.

“Kalau komunikasi perbankan baik, mungkin krisis bisa kita lewati. Tahun 2020 ketika ada berita enam bank bermasalah karena ada pemeriksaan BPK. Padahal, pemeriksaan itu bukan karena bank bermasalah, tapi karena audit BPK-nya ada masalah, bukan pada banknya. Akhirnya, enam bank itu luar biasa terdampaknya akibat trust yang rusak, dan satu lembaga bank Indonesia hilang diambil Korea,” ujar Eko pada acara talkshow berjudul ‘How to Manage Crisis Communication in Banking Industry’ yang diadakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bekerja sama dengan Infobank Media Group di The Westin Jakarta, Selasa, 12 September 2023.

“Komunikasi ini penting di zaman yang A sampai Z-nya itu sudah tak bisa dihitung. Maksud saya, masalahnya di A, di Z, atau di tengah-tengah, itu sukar untuk diidentifikasi. Media adalah teman, tapi tak semua media menganggap kita adalah teman. Berita benar dan tidak benar itu sudah tak ada bedanya. Apalagi, semua masuk tanpa editorial, Youtube kek, apa kek,” tambah Eko.

Eko mengatakan lebih lanjut, bila kondisi demikian dipicu karena semua orang bisa memproduksi dan menyebarkan berita dewasa ini. Akibat dari kondisi tersebut, muncullah media-media abal atau yang tidak berlisensi, yang tentunya tambah memperburuk arus informasi yang ada. Ia lalu mengungkapkan bahwa saat ini telah ada 67.000 media online yang terdata di Dewan Pers.

“Itu menurut saya yang perlu dikelola karena yang kita takutkan adalah berita bohong pun bisa kita tuang. Oleh karenanya, kami selalu membuat berita dari riset, dari angka, yang semuanya kita kontribusikan untuk kebaikan industri perbankan,” pungkasnya.

Penulis: Steven Widjaja

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *