Waduh! Hamas Tolak Gencatan Senjata dari Israel

Hamas menolak proposal gencatan senjata dari Israel. (Foto: Reruntuhan gedung di Gaza akibat serangan Israel/Istimewa)

Jakarta – Hamas menolak tawaran kesepakatan terbaru dari Israel. Hamas juga memberikan beberapa persyaratan mutlak agar proses pembebasan sandera dapat kembali berjalan.

Hamas meminta Israel untuk menerapkan gencatan senjata sebelum negosiasi pembebasan sandera bisa kembali dilakukan. Mereka juga menolak permintaan Israel untuk melakukan gencatan senjata dalam seminggu dengan imbalan pembebasan puluhan sandera.

Berdasarkan laporan Wall Street Journal yang mengutip pejabat Mesir, kepala sayap politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengungkapkan kepada kepala pejabat intelijen di Kairo bahwa Hamas tidak bakal mau berdiskusi soal pembebasan sandera sebelum gencatan senjata dilakukan.

Laporan dalam Wall Street Journal tersebut menyatakan jika Hamas menolak tawaran Israel untuk menghentikan segala operasi darat dan udara di Gaza dalam seminggu yang mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah itu, serta pembebasan sandera sebanyak 40 orang, termasuk perempuan dan anak-anak yang diculik sejak serangan 7 Oktober.

Hamas juga menyampaikan jika Israel wajib membebaskan ribuan tahanan Palestina, sebagai ganti atas 100 lebih sandera Israel yang masih ada di Gaza. Dikabarkan pula, negosiasi pembebasan sandera itu bakal melibatkan perwakilan Jihad Islam Palestina untuk pertama kalinya.

Dalam perkembangan lain, pemungutan suara Dewan Keamanan PBB mengenai resolusi yang menyerukan penghentian perang Israel-Hamas ditunda lagi pada Rabu (20/12/2023) karena para anggota berselisih mengenai kata-katanya, sementara jumlah korban tewas di Gaza terus meningkat.

Perdebatan di markas besar PBB di Manhattan terjadi dengan latar belakang memburuknya kondisi di Gaza, di mana seorang pejabat senior PBB mengatakan bahwa langkah Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan “jauh dari kebutuhan” yang semakin meningkat.

“Dewan Keamanan telah sepakat untuk melanjutkan perundingan hari ini untuk memberikan waktu tambahan untuk diplomasi. Dan kepresidenan akan menjadwalkan ulang adopsi tersebut besok (Kamis) pagi,” kata Jose Javier De La Gasca Lopez-Dominguez dari Ekuador, yang memegang jabatan presiden bergilir di dewan tersebut, seperti dilansir dari AFP.

Para anggota dewan telah bergulat selama berhari-hari untuk menemukan titik temu mengenai resolusi tersebut, sebuah pemungutan suara yang ditunda beberapa kali sepanjang Selasa, setelah ditunda pada hari sebelumnya.

Israel, yang didukung oleh sekutunya Amerika Serikat, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan yang mempunyai hak veto, menentang penggunaan istilah “gencatan senjata.” Menurut sumber diplomatik, penundaan terakhir ini atas permintaan Amerika Serikat.

Penulis: Steven Widjaja

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *