Indonesia sebagai negara mayoritas berpenduduk muslim terbesar di dunia memiliki segudang potensi yang sangat berguna dalam membentuk industri keuangan syariah yang kuat. Berbagai data yang ada menunjukkan kalau nilai industri halal Indonesia hampir mencapai Rp4.500triliun di pasar lokal.
Nilai tersebut bisa menjadikan Indonesia sebagai ‘The Global Sharia Economy Hub’. Lalu, dari sektor riil sendiri nilainya mencapai Rp3.000 triliun. Sementara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan pertumbuhan pembiayaan industri perbankan syariah per Mei 2022 sebesar 10,86% menjadi Rp445 triliun secara tahunan. Sedangkan, pada periode yang sama, DPK tumbuh 12,69% menjadi Rp555 triliun secara tahunan.
Per Desember 2021, total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp2.050,44 triliun atau US$143,70 miliar dengan kurs tengah BI per 31 Desember 2021 yaitu Rp14.269,01/US$. Pada tahun kedua pandemi Covid-19, aset keuangan syariah Indonesia mampu tumbuh 13,82% secara tahunan menjadi Rp2.050,44 triliun meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.801,40 triliun. Pasar modal syariah memiliki porsi terbesar atas aset keuangan syariah yang mencapai 60,27% dan mengalami pertumbuhan tertinggi di antara sektor lainnya dengan laju 14,83% secara tahunan.
Perbankan syariah dengan pangsa pasar 33,83% dari keuangan syariah tumbuh sebesar 13,94% secara tahunan. IKNB Syariah yang memiliki porsi sebesar 5,90% dari total aset keuangan syariah juga tumbuh sebesar 3,90% secara tahunan.
Dalam level global, Indonesia pun menempati peringkat ke-2 untuk makanan halal, dan peringkat ke-3 untuk fesyen muslim. Kemudian untuk keuangan digital syariah global khususnya Islamic Fintech, Indonesia mengalami peningkatan dari sebelumnya peringkat ke-4 pada 2021, menjadi peringkat ke-3 pada 2022. Pertumbuhan usaha syariah di Indonesia juga terus menunjukkan perbaikan, pada triwulan II/2022, sektor unggulan halal value chain tumbuh 4,73% secara tahunan.
Dan sebagai salah satu pemain ekonomi keuangan syariah global, Indonesia berada di peringkat 4 dunia pada 2021/2022. Terus menunjukkan peningkatan kinerja dalam berbagai aspek. Indeks Literasi Ekonomi Syariah terus meningkat pesat, yaitu pada 2019 sebesar 16,3% menjadi 20,1% pada 2021. Indonesia pun menempati peringkat ke2 pada Islamic Finance Development Indicator 2021.
Berdasarkan kondisi di atas, maka menjadi wajar bila semakin banyak pihak mengadopsi layanan keuangan syariah. Salah satu lembaga keuangan berpengaruh yang mengadopsi layanan keuangan syariah untuk pembangunan bisnis berkelanjutan adalah PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Sarana Multi Infrastruktur sebagai salah satu BUMN berstatus special mission vehicles (SMV) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Keuangan telah menunjukkan komitmen dan kinerja yang sejalan dengan semangat ekosistem keuangan syariah nasional.
Bahkan komitmen dan kinerjanya di bidang keuangan syariah telah membuat lembaga keuangan yang bergerak di bidang pembiayaan dan investasi ini meraih penghargaan Infobank 11th Sharia Awards 2022, yang diadakan Kamis, 22 September 2022, di The Stones Hotel, Legian Bali.
Sarana Multi Infrastruktur meraih penghargaan tersebut untuk kelompok Perusahaan BUMN di Bawah Departemen Keuangan. Infobank 11th Sharia Awards 2022 sendiri tidak hanya menilai perusahaan dari sisi rasio keuangan penting maupun pertumbuhan semata, namun juga dari sisi penerapan good corporate governance (GCG) dan manajemen risiko. Sarana Multi Infrastruktur dinilai telah menerapkan good corporate governance dan manajemen risiko dengan baik, di samping kualitas portofolio pembiayaan syariahnya yang juga sangat baik.
Divisi Usaha Syariah yang dibentuk sejak 2017 telah mendukung pilar-pilar pembiayaan, investasi, maupun jasa konsultasi Sarana Multi Infrastruktur. Sejak saat itu pula, pembiayaan menggunakan konsep syariah menjadi salah satu pilar bisnis utama Sarana Multi Infrastruktur.
Secara umum, pinjaman yang diberikan dari skema pembiayaan syariah melalui berbagai macam produk yang SMI miliki, mengalami pertumbuhan outstanding yang sangat signifikan. Pembiayaan syariah tersebut meningkat 31,59% menjadi sebesar Rp3,1 triliun sepanjang 2021, dari yang sebesar Rp2,4 triliun di 2020. Adapun hingga Agustus 2022, total nilai komitmen pembiayaan syariah yang disalurkan PT SMI sebesar Rp7,8 triliun, dihitung sejak awal unit atau divisi syariah berdiri.
SMI yang juga fokus pada pengembangan infrastruktur energi terbarukan itu kemudian banyak melakukan penyaluran pembiayaan syariah ke proyek-proyek pengembangan energi terbarukan strategis nasional. Apalagi dengan baru ditunjuknya SMI oleh Kementerian Keuangan menjadi country platform Energy Transition Mechanism (ETM) manager untuk mengelola kerangka pendanaan dan pembiayaan transisi energi di Tanah Air, SMI dapat semakin leluasa dalam memperkenalkan maupun menerapkan pembiayaan syariahnya ke sektor-sektor energi berkelanjutan.
“Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah koordinasi Kementerian Keuangan Republik Indonesia, PT SMI senantiasa berkomitmen dalam mendukung target pemerintah untuk mencapai bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025,” ujar Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur, Edwin Syahruzad, beberapa waktu lalu.
Salah satu contoh dukungan SMI tersebut dapat dilihat melalui fasilitas pembiayaan investasi dengan skema Line Facility Musyarakah Mutanaqisah (MMQ) untuk dimanfaatkan dalam pembelian dan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap sebesar 22,5 MW. Dukungan ini tentu diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi Indonesia.
Di samping itu, juga yang teranyar, SMI menyalurkan pembiayaan syariah dengan skema pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah (MMQ) sebesar Rp375 miliar ke PT Inpola Meka Energi (IME) yang merupakan anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) di sektor energi terbarukan.
Dana tersebut digunakan untuk memperkuat sisi finansial perusahaan dalam hal pengembangan bisnis di sektor energi terbarukan, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lau Gunung yang berlokasi di Desa Lau Gunung, Kecamatan Tanah Pinem, Sumatera Utara, dengan total kapasitas 15 MW.
Pemberian fasilitas pembiayaan ini memiliki jangka waktu pembiayaan selama 9 tahun. PLTA Lau Gunung melayani sekitar 10.000 masyarakat di Kabupaten Dairi dan Karo melalui jaringan listrik PLN. Keberadaan PLTA Lau Gunung mampu mendukung berbagai kegiatan sehari-hari masyarakat dalam hal pendidikan, perekonomian, industri, dan kegiatan lainnya melalui distribusi listrik ke berbagai wilayah di Sumatera Utara.
Secara keseluruhan, SMI sudah menyalurkan pembiayaan ke sektor energi baru dan terbarukan (EBT) dengan total komitmen mencapai sekitar USD500 juta atau Rp7,4 triliun. Pembiayaan tersebut disalurkan ke berbagai macam proyek energi terbarukan, seperti tenaga air, tenaga surya, tenaga angin, biomassa, dan panas bumi.
Selain itu, korporasi juga mengelola platform blended finance, melalui SDG Indonesia One, yang memobilisasi berbagai dana dari lembaga donor, lembaga bilateral maupun multilateral, serta filantropi yang memiliki misi yang sama terkait isu keberlanjutan.
Sebagai informasi, di samping meraih Infobank Sharia Awards 2022, Sarana Multi Infrastruktur juga diganjar penghargaan Platinum Trophy di Infobank The Best State Owned Enterprise (SOE) 2022, yang diadakan bersamaan dengan Sharia Awards.
Platinum Trophy diberikan atas Raihan predikat “Sangat Bagus” selama 10 tahun berturut-turut (2012 – 2021). Penghargaan yang didasarkan pada Rating 127 BUMN Versi Infobank 2022 yang dilakukan oleh Biro Riset Infobank (birI) ini berbasis kinerja keuangan periode buku 2020-2021. Perusahaan-perusahaan BUMN yang dirating terbagi ke dalam tiga kelompok, yakni BUMN, BUMN di bawah Kementerian Keuangan, dan anak perusahaan BUMN.