Jakarta – Bursa-bursa saham di Eropa terpantau turun tajam pada Rabu kemarin. Indeks pan-European Stoxx 600 misalnya, untuk sementara ditutup 3% lebih rendah, dengan semua sektornya berada di zona merah. Saham-saham yang turun jauh itu disinyalir diakibatkan oleh sentimen negatif kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) serta isu-isu buruk terkait Credit Suisse.
Saham perbankan anjlok 7%, menjadikannya yang terburuk sejak peristiwa invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, seperti yang ditunjukkan pada data Eikon, dikutip dari CNBC, Kamis, 16 Maret 2023. Sementara sektor migas turun 6,7% dan pertambangan turun 5,6%.
Saham Credit Suisse yang termasuk saham blue chip ini turun ke level terendahnya setelah tersebarnya berita bahwa pemberi pinjaman terbesar bank itu, Saudi National Bank, menyatakan tidak akan dapat menawarkan lebih banyak bantuan keuangan lagi. Saham Credit Suisse ditutup turun 24% setelah jatuh sebanyak 30% di awal sesi.
“Modal kami, basis likuiditas kami sangat, sangat kuat. Pada dasarnya kami memenuhi dan melampaui semua persyaratan peraturan,” ujar CEO Credit Suisse, Ulrich Koerner, seperti dikutip dari CNBC.
Jatuhnya Credit Suisse menyebabkan aksi jual saham perbankan secara luas berlanjut setelah sektor tersebut mengalami sedikit kenaikan pada hari Selasa. BNP Paribas, Societe Generale, Commerzbankdan Deutsche Bank adalah beberapa bank yang mencatatkan penurunan tajam.
Beberapa saham bank, termasuk Credit Suisse, untuk sementara dihentikan dari perdagangannya pada Rabu pagi, karena penurunan sahamnya yang tajam. Beberapa bank seperti Deutsche Bank, Societe Generale, Commerzbank, dan UBS menolak memberikan komentarnya terkait hal ini.
Penulis: Steven Widjaja