Jakarta – Bank sentral Swiss, Swiss National Bank (SNB), memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin dan mengungkapkan akan ada kenaikan lanjutan ke depannya. Kenaikan suku bunga yang tinggi ini dilakukan di tengah krisis bank terbesar kedua di Swiss, Credit Suisse, yang menjadi pusat gejolak perbankan global.
Dikutip dari Bloomberg, Jumat, 24 Maret 2023, kenaikan suku bunga ke level 1,5% itu dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dalam jangka menengah di tengah sentimen negatif yang menerpa negeri itu akibat krisis Credit Suisse.
“Tidak dapat dikesampingkan bahwa kenaikan tambahan tingkat suku bunga SNB akan diperlukan untuk memastikan stabilitas harga dalam jangka menengah,” ungkap Gubernur SNB, Thomas Jordan, dikutip dari Bloomberg.
Jordan melanjutkan bahwa bank sentral Swiss akan berupaya menciptakan kondisi moneter yang sesuai dengan situasi yang ada, dan tetap bersedia aktif di pasar valuta asing.
Kebijakan menaikkan suku bunga acuan bank sentral Swiss ini sejalan dengan sikap Bank Sentral Eropa atau ECB yang juga menaikkan suku bunga acuan dengan besaran yang sama pada minggu lalu.
“Kebangkrutan Credit Suisse akan memiliki konsekuensi serius bagi stabilitas keuangan nasional dan internasional, serta ekonomi Swiss,” tambah Jordan.
Sementara itu, Kepala ekonom Bank J Safra Sarasin Karsten Junius memprediksi, bank sentral Swiss itu akan kembali meningkatkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin di bulan Juni nanti. “Kami memprediksi kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan Juni,” ucapnya.
Meskipun pertumbuhan indeks harga konsumen di Swiss kurang dari setengah kawasan euro dan tergolong rendah menurut standar internasional, namun adanya potensi tekanan upah memicu kekhawatiran yang meningkat dari para pejabat. Langkah ini juga diambil bank sentral Swiss untuk mempersempit perbedaan dengan suku bunga ECB dan the Fed yang lebih tinggi.
Penulis: Steven Widjaja