Jakarta – Para pakar iklim memperkirakan bahwa pemanasan global akan melebihi 1,5 derajat Celsius dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. 1,5 derajat Celsius sendiri adalah batas tinggi pemanasan global, yang mana bila sudah melampaui itu, maka dampaknya ke bumi akan sangat parah dan sudah tidak bisa diperbaiki lagi.
Berdasarkan laporan teranyar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC), kondisi tersebut bila benar terjadi maka akan menjadi dekade paling krusial dalam sejarah umat manusia.
Meskipun begitu, IPCC juga menjelaskan bahwa pemanasan global maksimal itu masih bisa dicegah dari sekarang dengan mengurangi emisi pemanasan global secara drastis.
“Kami tahu caranya, yakni memiliki teknologi, peralatan, dan anggaran yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan iklim yang sudah kita kenali sejak lama,” ujar Ketua IPCC, Lee Hoesung, seperti dikutip dari AFP, Selasa, 2 Mei 2023.
“Satu-satunya yang kurang adalah kemauan politik yang kuat,” tambahnya.
IPCC menerangkan bahwa bila suhu bumi mencapai level 1,5 derajat Celsius, maka hal itu sekaligus melampaui prediksi kenaikan suhu pada masa pra-industri di awal 2030-an. Dengan suhu bumi yang mencapai 1,2 derajat Celsius seperti saat ini saja, cuaca panas ekstrem sudah sangat terasa oleh penduduk di seluruh dunia.
“Tahun paling panas yang kita alami saat ini akan menjadi tahun terdingin di satu generasi,” tutur ilmuwan dari Imperial College London, Friederike Otto.
Dengan terlampauinya batas suhu panas 1,5 derajat Celsius, maka laju kepunahan spesies dapat meningkat, gagal panen terjadi semakin parah, hingga menimbulkan tipping point berupa kematian koral dan mencairnya es di kutub. Maka dari itu, Sekjen PBB Antonio Guterres menyarankan, negara-negara di dunia perlu untuk mempercepat target karbon netral yang sebelumnya pada 2050 menjadi 2040 untuk menjinakkan bom iklim tersebut.
“Manusia berdiri di lapisan es yang tipis dan es itu mencair dengan sangat cepat,” kata Guterres.
Menurut laporan IPCC, bumi hanya bisa menahan laju pemanasan global sebesar 1,8 derajat Celcius. Dan jika hal itu benar-benar terjadi, maka setengah umat manusia di bumi akan hidup di tengah panas dan kelembaban yang ekstrem pada 2100.
Wilayah yang paling terdampak dari panas dan kelembaban ekstrem tersebut meliputi Asia Tenggara, sebagian wilayah Brasil, dan Afrika bagian barat.
Penulis: Steven Widjaja