Jakarta – Indonesia akan memasuki tahun pemilu di 2024. Kekhawatiran terkait iklim investasi nasional yang kurang kondusif di tahun politik mulai muncul. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar angkat suara terkait hal ini.
Mahendra katakan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia telah menyelenggarakan pemilihan presiden atau pilpres secara langsung selama 5 kali. Hal ini, menurutnya, cukup meyakinkan para investor akan stabilitas politik dan sosial di Indonesia ketika tahun pemilu tiba.
“Ini adalah pemilihan umum dan pilpres yang demokratis kelima di Indonesia, jadi kalau ekspektasi saya seharusnya dengan basis 5 kali yang sudah kita lakukan ini bisa memberikan jaminan bahwa kita dapat melakukannya dengan aman,” ujar Mahendra saat menghadiri acara Infobank 20th Banking Service Excellence Award 2023: Crime and Risk Prevention in Financial Sector, yang diadakan di Shangri La Hotel Jakarta, Selasa, 20 Juni 2023.
“Dan trackrecord itu yang menjadikan Indonesia efektif sebagai negara demokrasi presidensial terbesar di dunia, bahkan lebih besar daripada Amerika Serikat. Walaupun populasi Amerika Serikat lebih besar ketimbang Indonesia, namun dari segi persentase jumlah pemilih kita lebih besar dibandingkan negara manapun yang menganut demokrasi presidensial,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia terangkan bahwa kinerja ekonomi dan industri keuangan secara keseluruhan di Indonesia tetap terjaga baik. Bahkan, ia katakan, pertumbuhan industri perbankan secara spesifik lebih baik saat ini ketimbang masa sebelum pandemi.
“Alhamdulillah kondisi ekonomi nasional tetap terjaga baik, dijaga oleh neraca perdagangan. Walaupun tidak sebesar surplus pada tahun lalu, namun neraca perdagangan kita tetap mengalami surplus. Dan penopang pertumbuhan ekonomi nasional sudah mulai shifting ke sektor konsumsi dan investasi ketimbang ekspor,” tuturnya.
Penulis: Steven Widjaja