Jakarta – Pengusaha mal yakin bahwa industri mal bakal pulih 100% di tahun 2023, apalagi dengan adanya tahun politik 2024 yang diprediksi bakal mendongkrak kinerja sektor konsumsi. Kinerja industri mal sempat anjlok akibat efek domino dari pandemi Covid-19.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Kantoro Permadi, menyampaikan jika pertumbuhan kinerja mal pada 2023 dapat melebihi tahun 2019, atau saat masa pra-pandemi.
“Optimis bisa melebihi 2019? Saya rasa bisa. Kita dengar juga dari Pak Alphonzus (Ketua Umum APPBI) ini tahun politik ya. Tahun politik kan sebetulnya memang ada yang khawatir, tapi ada juga yang senang karena masanya banyak keluar, jadi ngumpul dan sebagainya. Dan itu semua impactnya langsung ke pusat perbelanjaan karena mereka keluar rumah makan dan sebagainya,” ucap Kantoro seperti dikutip Jumat, 11 Agustus 2023.
Kantoro menjelaskan lebih lanjut bahwa bila mengamati tren kinerja semester I tahun 2023, pada semester II seharusnya ada pertumbuhan sampai 10%. Hal ini lantaran ada momen perayaan Natal, Dirgahayu RI 17 Agustus, serta ditambah sejumlah mal yang bakal mengadakan pesta diskon midnight sale.
“Seperti ada ditunjang tanggal merah dan keyakinan masyarakat yang semakin baik, semakin nyaman, karena ke mal tidak perlu pakai masker lagi, sudah cukup aman. Itu perlahan meningkatkan prediksi 10% dibandingkan semester 1,” ucapnya.
“Kalau misalnya di semester 2 ini aman, tidak ada kejadian apa-apa, harusnya sih kita optimis bisa 10% dibandingkan semester 1. Kita patokannya selalu 2019 sebelum Covid, harusnya bisa recovery 100%. Semua mal bisa melebihi 2019,” tambah Kantoro.
Apalagi, dengan adanya tahun politik, aktivitas di luar rumah diprediksi bakal kembali bergairah. Hal ini otomatis berdampak langsung pada pusat perbelanjaan. Maka dari itu, imbuhnya, tahun politik nanti tak hanya membawa kekhawatiran, namun juga kebahagiaan.
Seperti diketahui, fenomena mal sepi bak kuburan sempat menghantam pusat-pusat perbelanjaan, terutama di Jakarta. Pemandangan toko-toko tutup jadi hal yang lumrah.
Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja mengungkapkan, fenomena itu sebagai efek domino pandemi Covid-19. Ditambah dengan adanya tren belanja online, terjadi pergeseran dari belanja fisik ke belanja secara digital.
Penulis: Steven Widjaja