Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan jika pembiayaan utang pemerintah melalui penerbitan utang turun tajam. Ia menerangkan, pembiayaan utang tahun 2023 yang sesuai dengan UU APBN senilai Rp696,3 triliun, hingga semester I ini, hanya terealisasi Rp166,5 triliun.
“Bulan Juli ini kenaikan menjadi Rp 194,9 triliun. Ini artinya dilihat dan dibandingkan dengan penarikan utang tahun lalu, maka pembiayaan utang mengalami penurunan sangat tajam yaitu 17,8%,” ujar Sri Mulyani saat Konferensi Pers APBN Kita, Jumat, 11 Agustus 2023.
Dengan begitu, Indonesia baru mengeluarkan 25% dari target UU APBN tersebut. Surat berharga Indonesia yang secara neto seharusnya dikeluarkan Rp712,9 triliun, ternyata hingga akhir Juli hanya Rp184,1 triliun.
“Ini hanya 25,8% dari total dan ini juga turun tajam 17,8% dibandingkan tahun lalu,” tambah Sri Mulyani.
Dengan hasil demikian, serta ditopang belanja yang terjaga, ia optimis bisa menekan penerbitan surat berharga negara. “Inilah yang menyebabkan peringkat kredit SBN dan APBN kita diberikan penilaian dengan outlook yang stable atau positif.”
Hal ini sekaligus mendeskripsikan bagaimana penilaian kepada APBN dan pengelolaan utang Indonesia yang dipandang baik dan stabil. Adapun risiko yang ada, dinilai dapat dikelola dengan sangat baik.
Penulis: Steven Widjaja