Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai sebagian besar warganet setuju untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH) sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. Namun begitu, sebagian dari mereka masih meragukan keberhasilan kebijakan WFH untuk mengatasi masalah polusi udara Jakarta.
“Sebenarnya publik mendukung, namun ternyata masih ada yang meragukan,” ujar Data Analyst Continuum INDEF, Maisie Sagita, pada diskusi publik di kanal Youtube INDEF, Selasa, 22 Agustus 2023.
Lebih lanjut, Maisie menjelaskan bahwa publik berpandangan jika polusi udara di Ibu Kota bukanlah disebabkan oleh asap kendaraan bermotor, melainkan asap dari PLTU batu bara. “Mereka merasa WFH tidak memperbaiki akar masalah yaitu masalah PLTU,” jelasnya.
Hasil ini diperoleh INDEF melalui pemantauan dan analisis tren pembicaraan di Twitter dari 31 Juli sampai 20 Agustus 2023. Pemantauan menemukan bahwa terjadi 44.268 kali cuitan mengenai polusi udara Jakarta dan dilakukan oleh 34.590 akun.
Hasil analisis menemukan bahwa ada 3 solusi paling populer untuk mengatasi masalah polusi ini. Pertama adalah menggunakan transportasi umum, kendaraan listrik, dan WFH. Meski berada di urutan kedua paling populer, penggunaan kendaraan listrik justru menjadi solusi yang paling diragukan efektivitasnya.
Sebab, penggunaan kendaraan listrik dipandang bakal meningkatkan kebutuhan listrik, yang pada akhirnya turut meningkatkan aktivitas PLTU batubara.
Penggunaan kendaraan umum menjadi solusi paling populer dengan dukungan 89,4%. Sedangkan kebijakan WFH menjadi kebijakan yang paling didukung nomor 2 dengan angka 77,1% dukungan.
Penulis: Steven Widjaja