Jakarta – Sebagai salah satu perusahaan yang aktif mendukung penerapan environmental social governance (ESG) di Tanah Air, Bank DBS Indonesia senantiasa setia memberikan pelayanan yang bertemakan ESG kepada konsumennya. Ini bisa dilihat dari tingginya pertumbuhan jumlah nasabah salah satu layanan ESG DBS Indonesia, Green Savings, yang naik 60% sejak Desember 2022 sampai Agustus 2023.
Melihat tren antusiasme nasabah yang besar akan Green Savings, DBS Indonesia lalu kembali memperluas mitra sosialnya terkait produk Green Savings. Yang mana hari ini, Kamis, 14 September 2023, DBS Indonesia secara resmi menggandeng Yayasan Tangan Pengharapan yang berfokus pada pembinaan anak dan remaja yang putus sekolah di Indonesia Timur.
Green Savings sendiri bekerja dengan cara menyalurkan 50% dari pendapatan bunga tabungan (net) secara langsung kepada mitra sosial, tanpa dikenai biaya tambahan apapun. Melalui cara ini, nasabah secara tak langsung berkontribusi pada aspek sosial lingkungan, serta mewujudkan pilar pertama ESG DBS Indonesia yakni Responsible Banking.
“Green savings ini bertujuan untuk memberikan convenience ke nasabah, di mana bedanya dengan produk rekening biasa adalah Green Savings itu kita kasih bunga lebih tinggi. Dan 50% bunganya itu kita berikan untuk mitra-mitra yang berpartner dengan DBS,” ucap Head of Segmentation, Liabilities and Mortgage Bank DBS Indonesia, Natalina Syabana, saat peresmian kerja sama antara DBS Indonesia dengan Yayasan Tangan Pengharapan di Jakarta, Kamis (14/9).
“Kita waktu itu juga berpikir agak lama ya, karena ini masuk aniversary ketiga untuk produk Green Savings. Karena banyak sekali teman-teman yang buat ini tapi tak diminati karena returnnya kecil. Maka, responsible banking ini adalah salah satu layanan kita, oke kita berikan return besar ke nasabah, namun kita beri kesempatan mereka untuk berpartisipasi bagi lingkungan sosial,” tambah Direktur Consumer Banking Bank DBS Indonesia, Rudy Tandjung.
Dana kontribusi yang dihasilkan dari kemitraan DBS Indonesia dengan Yayasan Tangan Pengharapan melalui Green Savings, bakal digunakan untuk pembelian perahu motor sebagai alat transportasi guru dan murid di Papua dan Mentawai, penyediaan fasilitas sekolah layak seperti komputer di Sumba, Kupang, dan Atambua, serta penyediaan alat bantu pendidikan PAUD untuk wilayah Halmahera, Kalimantan Barat, Sumba, Papua, dan Merauke.
“Begitu luar biasanya kita sambut program Green Savings ini, DBS bisa menyediakan perahu untuk guru-guru, karena kita bisa maintain ya. Bukan milik orang lain. Kita bisa maintain, rawat, kita bisa tahu kualitasnya. Ini luar biasa, dan kita ucapkan terima kasih. Ini sangat dirindukan sekali bantuan semacam ini, karena untuk mendapatkan transportasi itu kita harus nunggu dan biayanya luar biasa mahal, berbeda dengan transportasi darat. Untuk menempuh empat jam perjalanan itu bisa berjuta-juta biayanya,” tutur Raja Sigalingging selaku perwakilan dari Yayasan Tangan Pengharapan.
Di samping dengan Yayasan Tangan Pengharapan, Bank DBS Indonesia sebelumnya juga telah bermitra dengan Krakakoa selaku produsen coklat dalam negeri. Dengan Krakakoa, Green Savings DBS Indonesia sudah menopang sejumlah aspek bisnis Krakakoa yang mengutamakan unsur ramah lingkungan, seperti salah satunya mendukung 750 lebih petani kakao dalam 5 dari 10 langkah pengolahan kakao yang meningkatkan pendapatan hingga tiga kali lipat.
Bank DBS Indonesia juga menerapkan transparansi pengelolaan bunga tabungan kepada nasabah, di mana nasabah dikirimkan update berkala soal pemanfaatan kontribusi melalui email. Selain itu, ada pula monthly statement yang menampilkan bunga tabungan yang didonasikan.
Penulis: Steven Widjaja