Jakarta – Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Hery Gunardi, mengungkapkan dampak positif yang didapat perusahaannya paska merger sejak awal tahun 2021 lalu. Seperti diketahui, BSI adalah hasil merger antara PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.
“Kami sangat mengapresiasi kebijakan merger ini, terutama sejak masa awal Pak Menteri BUMN Erick Thohir menjabat ya saat melakukan merger, akuisisi, dan lainnya. Nah, ini dampaknya ya, ini luar biasa,” ucap Hery pada acara Ngobrol Pagi Seputar BUMN (Ngopi BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2023.
Berkat merger ini, ia katakan, BSI dapat masuk ke dalam daftar 10 bank terbesar di Indonesia. Padahal, sebelum dilakukan merger, bank-bank syariah yang sekarang tergabung menjadi BSI menempati urutan yang jauh dari top ten.
“Total bank komersial di Indonesia itu ada 120. Tidak ada satu pun bank syariah yang masuk ke top ten. Bank Syariah Mandiri (BSM) misalnya, itu sebelum merger berada di posisi 50-an, tidak terlihat dan hampir tak terdengar. Apa yang terjadi paska merger ialah konsolidasi,” beber Hery.
Dari sisi aset, BSI saat ini menempati posisi tujuh besar pada daftar 10 besar perbankan di Indonesia. Lalu, pada sisi dana pihak ketiga atau DPK, BSI menempati peringkat enam. Kemudian, savings account atau dana murah BSI menempati peringkat lima.
Sementara itu, untuk sisi pembiayaan, BSI menempati nomor enam. Consumer financing untuk retail dan UMKM/KUR nomor lima. Sedangkan, net profit menempati peringkat enam. Dan net interest margin (NIM) bertengger di peringkat dua.
“NIM kita berada di peringkat dua di bawah Bank Rakyat Indonesia (BRI), yakni sekitar 6%, sedangkan Bank Rakyat Indonesia itu NIM-nya 7%. Jadi, kita ini secara overall, hampir mendekati big four bank yang sudah ada sejak lama di Indonesia. Inilah dampaknya merger, luar biasa ya.”
Tak hanya dari sisi kinerja keuangan, melalui merger tersebut, BSI menjadi bank dengan cabang terbanyak nomor lima di Indonesia. Hery ungkapkan, BSI masuk ke dalam jajaran 5 bank Tanah Air dengan jumlah cabang mencapai 1.000, berada di bawah BRI, Mandiri, BCA, dan BNI.
Jumlah nasabah BSI pun meningkat dari 14 juta sebelum merger menjadi 19 juta paska merger. Bahkan, Hery katakan, jumlah nasabah bisa meningkat ke 20 juta pada akhir tahun ini. Hanya dalam dua setengah tahun paska merger, BSI mendapatkan pertumbuhan jumlah nasabah hingga lima juta lebih. Menempatkannya di urutan lima besar bank dengan jumlah nasabah terbanyak di Indonesia.
Ke depannya, BSI akan membuka cabang di luar negeri, yakni di Dubai dan Arab Saudi. Pembukaan cabang BSI di Dubai dan Arab Saudi tak lepas dari keinginan BSI untuk menjadi bank syariah global, serta adanya kegiatan ibadah umrah masyarakat Indonesia.
“Kita memang ingin menambah cabang lagi itu di Saudi Arabia, kemungkinan di Jeddah dan extention-nya ada di Mekkah dan Madinah. Kenapa, karena tiap tahun Indonesia itu mengirimkan 1 juta lebih jamaah ibadah umrah, 220 ribu lebih haji, hampir 85% sampai 87% yang kelola share ibadah haji/umrah itu ada di BSI. Jadi, sudah sepantasnya kita punya perwakilan di sana,” pungkasnya.
Penulis: Steven Widjaja