Jakarta – Rangkaian Debat Pilpres 2024 telah usai, yang ditandai dengan debat kelima atau debat capres terakhir kemarin, Minggu (4/2). Setelah debat usai, tentunya banyak masyarakat yang membicarakannya, khususnya di berbagai platform media sosial.
Merespons hal itu, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) melakukan analisa terhadap pembicaraan publik di berbagai platform media sosial atas debat Pilpres 2024 terakhir. Hasilnya, capres dari paslon 2, Prabowo Subianto, masih berada di posisi teratas sebagai capres yang paling banyak dibicarakan di media sosial atau medsos.
Namun begitu, capres dari paslon 1, Anies Baswedan dan capres dari paslon 3, Ganjar Pranowo, menjadi paslon dengan pembicaraan netizen bernada positif paling banyak, mengungguli Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto menjadi yang paling populer dengan mendominasi 45,2% percakapan di media sosial (X, YouTube, TikTok). Mengalahkan Anies Baswedan (35%) dan Ganjar Pranowo (19,7%). Sementara untuk pembicaraan bernada positif (Positivity Rate) di tiga platform medsos di atas, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo meraih skor terbanyak dengan raihan masing-masing 86% dan 85,1%. Prabowo Subianto sendiri berada di skor 74,2%.
“Meskipun Prabowo Subianto mendominasi perbincangan publik, namun belum tentu semuanya bernada positif, bisa juga Prabowo dikritik dalam perbincangan itu. Maka, dalam penelitian ini yang dilihat adalah dari sisi sentimennya,” ujar Data Analyst Continuum INDEF, Maisie Sagita, pada acara diskusi publik bertajuk ”Tanggapan Atas Debat Kelima Pilpres” yang diadakan INDEF di Jakarta, Senin, 5 Februari 2024.
“Jadi, debat kemarin itu dinilai netizen sebagai debat yang paling adem, karena masing-masing capres itu saling menebar pujian kepada satu dengan yang lainnya. Bila dilihat dari angka positivity rate, Anies mendapatkan rate tertinggi dengan angka 86%, lalu Ganjar 85,1%, dan Prabowo di angka 74,2%,” papar Maisie.
Sementara itu, jika dianalisis lebih lanjut pada platform media sosial, ia jelaskan bahwa Prabowo Subianto mendapatkan kritikan paling keras di platform media sosial X dibandingkan dua capres lainnya, dengan rate di sekitar angka 35%. Akan tetapi, Prabowo menuai pujian di platform TikTok dan YouTube. Sementara Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo menuai pujian di platform medsos X dan TikTok.
“Prabowo memang biasanya mendapatkan apresiasi di TikTok, tapi di X banyak mendapatkan kritik. Biasanya di TikTok ini hanya Prabowo saja yang mendapatkan pujian, namun kali ini dari Anies dan Ganjar cukup mendapatkan banyak apresiasi dari media sosial TikTok,” terang Maisie.
Dengan demikian, pihaknya melihat bahwa dominasi dukungan kepada Anies dan Ganjar banyak berasal dari platform X, sementara Prabowo banyak menerima kritik di platform X. Sedangkan TikTok yang biasa didominasi oleh Prabowo dalam hal sentimen positif, pada debat terakhir kemarin mulai ada dukungan-dukungan bagi Anies dan Ganjar di TikTok. Sementara itu, untuk YouTube, ketiga capres memiliki pola yang kurang lebih sama, di mana tak ada salah satu capres yang mendominasi sentimen positif.
Terkait topik perbincangan, ia katakan bahwa Anies Baswedan banyak dipuji oleh netizen perihal jawabannya yang berbobot dan statement-nya yang bagus, terutama terkait closing statement. Yang menarik pula adalah bagaimana Anies Baswedan mendapatkan pujian karena menjadi satu-satunya capres yang mengangkat isu perempuan dan penggunaan bahasa isyarat pada debat terakhir.
“Di sisi lain, untuk sentimen negatif publik terhadap Anies itu mengenai ‘janji-janji manis Anies’, jadi publik merasa Anies hanya pandai menyusun kata-kata, sehingga jangan sampai kata-kata yang dilontarkan dalam debat oleh Anies hanya ‘janji-janji manis’ saja,” bebernya.
Lalu, untuk Prabowo Subianto, Maisie katakan bahwa netizen mengapresiasi Prabowo atas jawaban-jawabannya yang dinilai simple dan realistis. Selain itu, publik juga mengapresiasi komitmen Prabowo untuk merangkul semua pihak, di mana capres dari paslon dua itu memohon maaf bila ada tutur kata yang salah atau kurang berkenan.
Sedangkan untuk kritikannya, Prabowo dikritik oleh publik sebagai salah satu capres yang minim gagasan, yang mana Prabowo banyak setuju dengan ide atau gagasan dari capres lainnya.
“Sedangkan untuk Ganjar, ia banyak diapresiasi atas closing statement yang dinilai berkelas karena beliau sangat fokus mengingatkan publik mengenai pernyataan Jokowi pada debat-debat sebelumnya. Selain itu, ia juga banyak disorot atas pengalaman kerjanya selama menjadi gubernur. Publik menilai ia benar-benar mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan,” ungkap Maisie.
Akan tetapi, untuk sentimen negatifnya, Maisie terangkan, publik menilai bahwa Ganjar hanya pandai bercerita pengalaman. Sementara terkait isu-isu yang paling banyak diperbincangkan netizen dari debat pilpres terakhir adalah soal kesetaraan gender, stunting, bansos, dan kesejahteraan guru, dari total 15 isu yang ada.
Sebagai informasi, penelitian dari INDEF tersebut dilakukan selama periode 4 sampai 5 Februari 2024, dengan 74.356 perbincangan dan 54.170 akun media sosial yang diteliti. Rinciannya, platform X sebanyak 48.610 perbincangan dan 35.300 akun medsos, platform TikTok sebanyak 8.142 perbincangan dan 7.264 akun medsos, serta platform YouTube sebanyak 17.604 perbincangan dan 11.606 akun medsos.
Penulis: Steven Widjaja