Jakarta – Beberapa belakangan ini, banyak industri padat karya yang pindah dari kawasan Jakarta, sehingga memicu penutupan pabrik yang menyebabkan PHK massal.
Relokasi pabrik dan PHK massal ini bukanlah tanpa efek ke sektor lainnya. Sektor rumah indekos jadi kena batunya. Para pekerja yang sebelumnya nge-kos di banyak kos-kosan Ibu Kota, ikut hengkang dari kosnya ketika di-PHK atau ikut ke lokasi relokasi pabrik yang baru. Hal serupa juga dialami kos-kosan di wilayah Tangerang Raya dan Banten, yang memiliki banyak pabrik tekstil dan sepatu.
Kos-kosan jadi sepi tak berpenghuni. Harga kos lalu anjlok seperti salah satunya yang dipantau dari platform sewa kos, mamikos, yang mana harga kos-kosan di dekat kawasan pabrik sangat murah, dibanderol dari harga Rp500 ribu per bulan. Harga ini bahkan untuk kamar kos dengan kamar mandi di dalam.
“Lokasi Cilincing Jakarta Utara, ukuran 3×3 meter termasuk fasilitas balkon, jemuran serta parkir motor,” tulis penjual pada situs mamikos, dikutip Jumat, 9 Juni 2023.
Selain itu, masih di Kawasan Cilincing ada pula kosan dengan harga tak sampai satu juta dengan fasilitas air conditioner (AC), lemari baju, dan kasur, yakni seharga Rp950.000.
“(terdapat CCTV di kost dan lingkungan sekitar kost). Fasilitas umum ada WiFi, ruang santai dan ruang cuci,” tulis penjual.
Padahal sebelumnya, kawasan Berikat Nusantara (KBN) yang berlokasi di Cilincing, Jakarta Utara ini adalah tempat yang ramai karena merupakan salah satu pusat berkumpulnya pabrik produksi tekstil. Dilansir dari CNBC Indonesia, ternyata telah banyak pabrik tekstil yang pindah dari kawasan ini.
“Sudah banyak yang pergi, sekarang mah sepi nggak kaya dulu. Banyak yang pindah ke Jawa Tengah,” ungkap seorang karyawan di salah satu pabrik tekstil, dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (9/6).
Diketahui jika gelombang relokasi pabrik ini telah terjadi sejak beberapa tahun lalu. “Ada sebagian pabrik yang sore sudah balik, gajinya juga UMR, sore sudah bisa pulang, tapi ada yang di bawah UMR juga ada,” kata salah seorang pedagang di KBN.
Penulis: Steven Widjaja