Jakarta – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) melalui anak usahanya BPKH Limited tengah fokus melakukan investasi pada industri haji dan umrah di Arab Saudi. Terkait hal itu, Anggota Badan Pelaksana BPKH, Arief Mufraini, membeberkan 13 subsektor yang menjadi fokus investasi BPKH di Arab Saudi.
Ketiga belas subsektor tersebut antara lain transportasi dan logistik, akomodasi, retail, katering, telekomunikasi, artificial intelligence, layanan agen travel dan tourism, experience enrichment activities, kegiatan keuangan dan asuransi, donasi dan kurban, serta layanan personal seperti healthcare, listrik, gas, air conditioning, sumber daya air, sanitasi, wealth management, dan filantropi atau kegiatan keagamaan.
“Subsektor-subsektor ini cukup berpotensi saat ini, dan kita sedang dalam proses investasi di sektor-sektor tersebut,” ucap Arief pada The 5th International Hajj Conference yang termasuk rangkaian acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2023 di Jakarta, Jumat, 27 Oktober 2023.
Ia menjelaskan bahwa ketiga belas subsektor itu penting disebutkan untuk menggambarkan masifnya investasi BPKH Limited sebagai perpanjangan tangan dari BPKH untuk melakukan berbagai investasi pada ekosistem perhajian di Arab Saudi.
Sebagai informasi, BPKH sudah berhasil membentuk anak perusahaan dengan nama Syarikah BPKH Limited dan mendapatkan Commercial Registration dari Ministry of Commerce Saudi dengan Nomor CR 4031279403 pada 16 Maret 2023. Pembentukan anak perusahaan ini sebelumnya telah dirintis oleh pimpinan manajemen BPKH periode sebelumnya, namun menghadapi kendala proses perijinan di Arab Saudi yang tidak mudah.
“BPKH Limited saat ini telah menjadi special purpose vehicle untuk melakukan bisnis di Arab Saudi. Dengan adanya legalitas bisnis yang diterbitkan oleh Ministry of Commerce Saudi, kita sekarang diizinkan untuk melakukan sejumlah bisnis di Arab Saudi,” terang Arief.
Arief juga menjelaskan bahwa pembentukan BPKH Limited adalah langkah responsif BPKH dalam menanggapi kritik dan masukan dari berbagai pihak agar BPKH mendukung penyelenggaraan ibadah haji dalam perspektif investasi.
Ia lalu mengungkapkan bahwa setiap tahunnya BPKH menyediakan Rp24 triliun dalam rangka memberikan layanan yang baik bagi sektor haji dan umrah. Sedangkan bicara soal bisnis, nilai bisnis yang didapat dari kegiatan umrah mencapai hampir Rp30 triliun.
Sementara dari sisi Arab Saudi, ia katakan jika Arab Saudi semakin berambisi untuk meningkatkan jumlah jamaah umrah yang datang ke negaranya. Di mana pada 2030, Arab Saudi menargetkan jumlah jamaah umrah sebanyak 30 juta dari 10,9 juta pada 2022.
“Inilah alasan kenapa ekosistem haji sangat penting bagi kita. Investasi langsung pada ekosistem haji ini harus bisa mengembangkan layanan haji dan umrah, menciptakan peluang-peluang, dan mempromosikan bisnis lokal dalam rangka menumbuhkan ekonomi daerah dan nasional,” tambah Kepala Badan Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah.
Penulis: Steven Widjaja