Jakarta – Setelah berhasil menjaga kondisi likuiditas, PT Permodalan Nasional Madani (persero) atau PNM kembali menggenjot penyaluran pembiayaan untuk masyarakat kecil, baik melalui PNM Mekaar maupun PNM UlaMM. Sebelumnya, pada dua bulan pertama pandemi Covid-19 (Maret dan April), PNM tidak menyalurkan pembiayaan sama sekali karena fokus mengamankan likuiditas.
“Mei kita sudah mulai kembali. Bulan Juni setelah ada pelonggaran PSBB, kinerja kita mulai agak rebound. Dari sisi likuiditas kita juga mendapatkan komitmen pendanaan dari pemerintah melalui PMN sebesar Rp1 triliun. Dan melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), kita juga akan mendapat Rp1,5 triliun. Sebelumnya kami juga mendapat pendanaan sebesar Rp1,2 triliun dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP),” jelas EVP Keuangan dan Operasional PT PNM Sunar Basuki dalam Kunjungan ke Monitoring Data Center PNM di Jakarta, Rabu, 19 Agustus 2020.
Dengan sokongan pendanaan tersebut, perseroan menargetkan penyaluran pembiayaan bisa dipacu lebih kencang. Hingga akhir Agustus 2020, PNM menargetkan jumlah nasabah PNM Mekaar sebanyak 6,6 juta orang. Saat ini, jumlah nasabah aktif program PNM Mekaar sebanyak 6,485 juta orang dengan total outstanding pinjaman sebesar Rp10,675 triliun.
“Sampai akhir tahun kami targetkan bisa melayani 7 juta nasabah. Kami yakin target itu bisa dicapai,” lanjut Sunar.
Dari sisi kinerja, pada semester I 2020, secara konsolidasi PNM mencatatkan perolehan laba sebesar Rp123,68 miliar, turun 77,52% ketimbang perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp550,26 miliar.
“Perolehan laba tertekan karena pada periode April dan Mei itu kira-kira Rp90 miliar laba kami tergerus,” tutup Sunar.