Jakarta – Sejumlah media asing menyoroti laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal III-2023 yang berlangsung mulai dari Juli – September. Adapun laporan itu diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin, 6 November 2023.
Media asal Inggris, Reuters dan media dari Amerika Serikat, Bloomberg masing-masing membuat prediksi bahwa pertumbuhan ekonomi di Tanah Air akan mencapai lebih dari 5 persen. Reuters sendiri secara spesifik memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,05 persen.
Kedua media juga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang sejatinya tertinggi di Asia Tenggara, melambat kali ini karena beberapa alasan, yaitu kebijakan moneter yang lebih ketat, turunnya harga komoditas, dan melemahnya pertumbuhan ekonomi global.
Selain itu, baik Bloomberg dan Reuters juga membahas ekspor yang terkontraksi 4,26 persen pada kuartal ketiga. Penurunan tersebut merupakan penurunan terbesar sejak akhir tahun 2020, di tengah lesunya permintaan global terhadap komoditas Indonesia.
Secara spesifik, Bloomberg mengungkapkan anggaran belanja pemerintah turun 3,76% pada periode Juli-
September dibandingkan dengan peningkatan 10,6 persen pada kuartal kedua. Konsumsi masyarakat, yang menyumbang lebih dari separuh perekonomian Indonesia, juga mencatat pertumbuhan lebih lambat sebesar 5,06 persen.
Meskipun begitu, Reuters juga mengungkap sisi positif dalam rincian Produk Domestik Bruto (PDB) yang datang dari investasi, mencatat pertumbuhan sebesar 5,77 persen pada kuartal ketiga, dibandingkan 4,63 persen pada kuartal sebelumnya.
Ada juga Nikkei, media asal Jepang yang selain menyebut poin-poin yang sudah disebutkan Bloomberg dan Reuters, juga menjelaskan kalau pertumbuhan ekonomi kuartal III ini adalah yang paling lemah sejak kuartal III 2021 silam.
Nikkei juga membahas pertumbuhan ekonomi melambat seiring dengan melemahnya permintaan dari mitra dagang utama Indonesia, khususnya Tiongkok, serta melemahnya harga komoditas internasional.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa tambahan bantuan sosial dan insentif pajak akan menempatkan perekonomian Indonesia pada jalur pertumbuhan 5,1 persen pada tahun 2023.
Pemerintah Indonesia mencatat surplus fiskal pada bulan September senilai hampir Rp68 triliun dan memperkirakan defisit setahun penuh akan berada di bawah perkiraan sebesar 2,28 persen PDB.
Penulis: Mohammad Adrianto Sukarso