Jakarta – Badai PHK masih belum sirna. Kali ini, perusahaan ritel asal Amerika Serikat (AS), GAP, berencana untuk memangkas 1.800 pegawainya. Kebijakan PHK massal ini terpaksa diambil GAP untuk menekan biaya operasionalnya.
PHK massal ini akan menyasar para pekerja korporat GAP. GAP sendiri memiliki sekitar 95.000 pegawai secara global, dimana 9% di antaranya adalah staf korporat. Dikutip dari CNN (28/4), GAP menjelaskan bahwa PHK massal ini dapat menghemat biaya operasional hingga USD300 juta setiap tahunnya, atau sekitar Rp4,39 triliun bila mengacu pada nilai kurs Rp14.650 per dollar AS.
Gelombang PHK massal ini adalah yang kedua kalinya terjadi, setelah pada September 2022 lalu, GAP telah memangkas sekitar 500 pegawai perusahaan. Perusahaan yang juga menaungi brand fesyen ternama seperti Old Navy, Banana Republic, dan Athleta ini memang tengah menghadapi sejumlah tantangan, termasuk persaingan yang meningkat dan berakhirnya kemitraan pakaian dengan Ye, atau yang sebelumnya dikenal sebagai Kanye West.
Nilai saham perusahaan yang beroperasi tanpa CEO sejak Juli lalu itu juga terpantau ambles 23% dalam setahun terakhir. Sebagai informasi, banyak perusahaan besar Amerika Serikat yang memangkas pekerjanya beberapa bulan terakhir, antara lain Tyson Foods, 3M, dan Lyft. Badai PHK di AS terjadi di kala pasar tenaga kerja di negeri Paman Sam itu sedang mengalami perlambatan.
Penulis: Steven Widjaja