Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE0) berkomitmen untuk menjadi motor penggerak dalam upaya transisi energi terbarukan serta mendukung pemerintah mencapai target Net Zero Emission 2060. Salah satu Upaya yang dilakukan melalui proyek Lumut Balai Unit 2 yang dikelola dengan kolaborasi antara Indonesia dengan negara-negara Indo-Pasifik, yaitu Jepang dan Tiongkok.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk., Julfi Hadi, menjelaskan bahwa Lumut Balai Unit 2 merupakan proyek strategis nasional yang memiliki kapasitas 55 MW, setara dengan pasokan listrik untuk 55.000 rumah. Proyek ini tidak hanya menyediakan listrik yang bersih dan berkelanjutan.
“Pertamina Geothermal Energy bekerja sama dengan tiga perusahaan dari Jepang, China, dan Indonesia, yaitu Mitsubishi Corporation, SEPCO III Electric Power Construction Co, Ltd. (SEPCO III), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. untuk mengembangkan proyek Lumut Balai Unit 2,” tutur Lufy dalam ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF): Implementation of the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific 2023, dikutip 7 September 2023.
Julfi menekankan bahwa proyek Lumut Balai Unit 2 adalah bagian dari strategi Pertamina Geothermal Energy untuk menjadi perusahaan dengan kapasitas 1 GW dalam dua tahun mendatang. Proyek ini juga akan membantu dalam mengoptimalkan potensi panas bumi di berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), mendukung visi pemerintah Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.
“Proyek Lumut Balai Unit 2 berpotensi mengurangi emisi sebesar 581.784 tCO2eq/tahun melalui pengurangan Hydrogen sulfide (H2S) dan pencairan CO2 serta berpotensi menghasilkan green hydrogen melalui elektrolisis air untuk green methanol,” ujar Julfi.
Saat ini, proyek Lumut Balai Unit 2 sedang dalam tahap kajian teknis intensif, persiapan pembangunan fasilitas produksi, kegiatan test piling, serta persiapan GPP Earthwork. Harapannya, proyek ini akan mulai beroperasi pada tahun 2024. (*)
Editor: Dicky F. M.