Jakarta – Aktivitas pabrik di Tiongkok tercatat melonjak pesat, mencapai level tertingginya dalam sebelas tahun terakhir berdasarkan Badan Pusat Statistik Tiongkok, seperti dikutip dari CNBC, Rabu, 1 Maret 2023. Manufacturing Purchasing Manager’ Index Tiongkok meningkat ke 52,6 di Februari, di atas level 50 poin yang menandakan telah terjadi pertumbuhan. Level itu adalah yang tertinggi sejak April 2012 yang berada di angka 53,5.
Angka PMI di bulan Februari itu juga lebih tinggi ketimbang PMI Januari yang tercatat sebesar 50,1, dan berada di atas ekspektasi sebesar 50,5. PMI non manufaktur Tiongkok juga bertumbuh ke level 56,3 dari 54,4 di Januari, karena ditopang oleh pemulihan pada sektor layanan dan konstruksi.
Pemerintah Tiongkok lalu menyatakan bahwa pertumbuhan PMI di Februari itu menunjukkan improvement yang berkelanjutan pada sisi produksi dan bisnis, dengan total aktivitas yang meningkat secara signifikan. “Pertumbuhan yang masif pada PMI manufaktur dan non manufaktur di bulan Februari membuktikan solidnya recovery yang terjadi paska pembukaan kembali ekonomi dari kebijakan pengetatan kegiatan masyarakat,” terang para ekonom CitiBank, seperti dikutip dari CNBC.
Para ekonom Citi tersebut mengungkapkan, meskipun harapan akan adanya kebijakan stimulus rendah, tapi People’s Bank of China akan tetap waspada terhadap risiko inflasi dan bersender pada kebijakan yang natural ketika perekonomian sudah kembali ke jalurnya. Sementara itu, peningkatan PMI ini diharapkan akan diikuti dengan pertumbuhan di sektor konsumsi.
“Di bulan April kita akan melihat kemana sektor konsumsi Tiongkok akan menuju. Tentu akan lebih baik ketimbang tahun lalu, namun tak akan jauh lebih baik. Pihak yang bergantung pada tingkat konsumsi mungkin akan kecewa,” ujar Kepala Ekonom di China Beige Book’s, Derek Scissors.
Penulis: Steven Widjaja