Jakarta-Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump murka setelah mendengar fakta terbaru bahwa Bank Dunia telah memberikan pinjaman dengan bunga rendah ke negeri tirai bambu tersebut.
Melalui akun Twitternya, Trump meminta lembaga itu menghentikan pinjaman ke negeri tirai bambu. Apalagi kalau bukan karena Tiongkok negara kaya.
“Mengapa Bank Dunia meminjamkan uang ke China? Apakah ini mungkin? China punya banyak uang, dan jika tidak, mereka bisa membuatnya. HENTIKAN!” cuit Trump dalam postingan Twitternya, seperti dilansir dari AFP.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pun juga ikut menanggapi persoalan ini dengan miris, dan berkata kepada anggota parlemen AS bahwa AS keberatan dengan program pinjaman dan proyek multi-tahun Bank Dunia di Tiongkok.
Di satu sisi lagi, Bank Dunia sudah mengatakan bahwa pinjamannya ke Tiongkok sudah turun tajam dan akan terus dikurangi. Lembaga yang dipimpin oleh mantan pejabat Departemen Keuangan AS David Malpass ini melakukan pembelaan atas pendekatannya ke Tiongkok dalam sebuah pernyataan singkat.
“Pinjaman Bank Dunia ke China telah turun tajam dan akan terus berkurang sebagai bagian dari perjanjian kami dengan semua pemegang saham, termasuk Amerika Serikat,” ujarnya dikutip dari media yang sama.
“Kami akan menghilangkan pinjaman jika negara-negara sudah menjadi lebih kaya,” tambahnya lagi.
Sementara itu, Martin Raiser selaku Direktur Negara Bank Dunia untuk Tiongkok menyatakan bahwa program pinjaman ini adalah cerminan evolusi hubungan dengan Tiongkok.
“Hubungan kita akan semakin selektif,” tegasnya.
Sikap Trump tersebut muncul di tengah negosiasi antara Washington dan Beijing, yang sedang berupaya mengakhiri perang dagang. AS ingin memaksa Tiongkok untuk membuat konsesi terkait perlindungan bisnis Amerika dan mengurangi surplus perdagangannya.
Sebagai informasi, Bank Dunia telah meminjamkan dana sebesar US$1,5 miliar (Rp21 triliun) ke Tiongkok. Pinjaman ini akan berakhir pada tahun 2025.
Sebelumnya, Tiongkok juga pernah mendapat pinjaman dari Bank Dunia sebesar US$1,3 miliar pada awal 2019 dan US$2,4 miliar pada 2017.