Jakarta – DBS Group mencapai rekor kinerja di tahun 2022 dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 20% menjadi SGD8,19 miliar. Total pendapatan naik 16% menjadi SGD16,5 miliar, melampaui SGD16 miliar untuk pertama kalinya. Suku bunga yang lebih tinggi mendorong pendapatan bunga bersih, lebih dari sekadar mengimbangi penurunan pendapatan non-bunga akibat volatilitas pasar keuangan. Rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio) meningkat dari 46% menjadi 43%.
Rasio non-performing loan (NPL) menurun dari 1,3% pada akhir 2021 menjadi 1,1%, dan tunjangan khusus turun dari 12 basis poin pinjaman menjadi 8 basis poin. Pengembalian ekuitas naik dari 12,5% ke level tertinggi baru 15,0%. Pada kuartal keempat 2022, laba bersih mencapai rekor per kuartal sebesar SGD2,34 miliar, naik 69% dari tahun sebelumnya. Total pendapatan naik 41% menjadi SGD4,59 miliar seiring dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 53%, sementara pendapatan perdagangan dan keuntungan investasi meningkat dari basis yang rendah.
Sejalan dengan profil pendapatan yang lebih kuat, dewan direksi mengusulkan dividen final sebesar 42 sen per saham, meningkat enam sen dari payout sebelumnya. Kecuali keadaan yang tidak terduga, dividen tahunan akan naik menjadi SGD1,68 per saham. Mengingat basis modal yang kuat, dewan direksi juga mengusulkan dividen khusus sebesar 50 sen per saham.
Sementara itu, untuk sisi pinjaman korporasi non-perdagangan, DBS mencatatkan peningkatan sebesar 5% di 2022 atau menjadi SGD248 miliar dari pertumbuhan berbasis luas di seluruh negara dan sektor. Pinjaman perdagangan naik 4% atau menjadi SGD44 miliar, dengan peningkatan di paruh pertama sebagian diimbangi oleh penurunan di paruh kedua karena penetapan harga yang kurang menarik. Kredit perumahan tumbuh 4% atau menjadi SGD81 miliar, dengan mayoritas pertumbuhan terjadi di semester kedua.
Pinjaman konsumen lainnya turun 7% atau menjadi SGD43 miliar karena pinjaman manajemen kekayaan menurun. Pendapatan jasa bersih turun 12% menjadi SGD3,09 miliar. Biaya wealth management juga turun 26% menjadi SGD1,33 miliar karena kondisi pasar yang lebih lemah menyebabkan penjualan produk investasi yang lebih rendah. Biaya perbankan investasi juga lebih rendah, sebesar 44% menjadi SGD121 juta, dikarenakan aktivitas pasar modal yang melambat.
Sedangkan kegiatan biaya lainnya terus bertumbuh. Biaya kartu naik 20% ke level tertinggi baru SGD858 juta karena pengeluaran kartu secara keseluruhan mencapai rekor tertinggi dan pengeluaran perjalanan semakin membaik. Biaya terkait pinjaman meningkat 11% menjadi SGD459 juta. Biaya layanan transaksi stabil di SGD929 juta karena manajemen uang tunai yang lebih tinggi dan biaya perdagangan diimbangi oleh komisi pialang yang lebih rendah dari klien institusional.
Pendapatan non-bunga lainnya naik 1% menjadi SGD1,52 miliar karena adanya peningkatan penjualan nasabah treasury kepada nasabah korporat dan manajemen kekayaan yang dimoderasi oleh keuntungan investasi yang lebih rendah.
“Rekor pengembalian ekuitas sebesar 17% untuk kuartal keempat dan 15% untuk setahun penuh mencerminkan keuntungan dari suku bunga yang lebih tinggi serta keuntungan struktural yang signifikan dari inisiatif transformasi kami selama satu dekade. Pertumbuhan pendapatan total buku Komersial sebesar 21% untuk setahun penuh dan 43% untuk kuartal keempat membuktikan kekuatan waralaba kami,” ujar CEO DBS Piyush Gupta, seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa, 14 Februari 2023.
“Secara bisnis, DBS Group memiliki pipeline yang sehat dan kami beruntung dapat memiliki kualitas aset yang kuat. Kami berharap agar kepercayaan untuk kembali ke pasar di tahun mendatang akan bertumbuh seiring dengan peningkatan suku bunga dan Tiongkok yang kembali dibuka. Peningkatan signifikan dalam dividen biasa dan dividen khusus menjadi total 92 sen per saham mencerminkan profil pendapatan DBS Group yang resilien dan kekuatan posisi modal kami. Ini membuat total pembayaran untuk tahun keuangan penuh menjadi SGD2,00 per saham,” pungkas Piyush.
Editor: Steven Widjaja