Jakarta – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (4/1) diprediksi masih akan melemah seiring dengan adanya ketakutan penyebaran virus corona. Disisi lain rilis data inflasi RI juga dinilai akan menahan pelemahan rupiah.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi kepada infobanknews menjelaskan, saat ini coronavirus baru telah menyebar ke hampir 10.000 orang di seluruh dunia.
“Jumlah kematian di Tiongkok naik menjadi 213 orang meningkatkan kekhawatiran atas kemampuan Tiongkok untuk menahan wabah, yang dapat sangat menghambat pertumbuhan global,” kata Ibrahim di Jakarta, Selasa 4 Febuari 2020.
Berpusat di China, kasus infeksi virus corona juga dilaporkan telah terjadi di negara-negara lain. Hingga hari Jumat (31/1), setidaknya sebanyak 25 negara telah mengonfirmasi terjadinya infeksi virus corona di wilayah mereka. China, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, AS, Vietnam, Prancis, Jerman, Inggris, Nepal, dan Kanada termasuk ke dalam daftar negara yang sudah melaporkan infeksi virus Corona.
Disisi lain, rilis angka inflasi RI periode Januari 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Para analis memperkiakan inflasi sebesar 0,46% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan berada di level 2,85%. Namun realisasinya, inflasi Januari 2020 yang sebesar 0,39% month to month (mtm) dan 2,68%.
“Sebagai catatan, dalam beberapa waktu terakhir inflasi Indonesia selalu berada di bawah ekspektasi. Pada bulan Desember 2019 misalnya, BPS mengumumkan terjadi inflasi sebesar 0,34% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan yang juga merupakan inflasi untuk keseluruhan tahun 2019 berada di level 2,72%,” jelas Ibrahim.
Pada perdagangan pagi hari ini (4/2) Kurs Rupiah berada di level Rp13.754/US$ posisi tersebut melemah bila dibandingkan pada penutupan perdagangan kemarin (3/1) yang masih berada di level Rp13.742/US$.