Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menjelaskan bahwa KPR hijau atau green mortgage mempunyai potensi besar untuk opsi pembayaran di waktu mendatang, mengingat fungsinya sebagai katalis penopang tercapainya lingkungan yang asri.
Sekalipun popularitasnya belum signifikan di Indonesia, Sri Mulyani meyakini instrumen ini bakal menarik minat generasi muda.
“KPR hijau punya potensi sangat besar di masa mendatang, khususnya bagi generasi muda yang mulai mencari hunian pertama mereka. Generasi milenial telah menjadi sumber pertumbuhan investasi ESG, berkontribusi hingga USD51,1 miliar dalam pembiayaan hijau di tahun 2020. Terlebih, sekitar 75% milenial sangat peduli lingkungan dan lebih menyukai produk-produk ramah lingkungan,” ucapnya pada acara seminar bertajuk “Energy Efficient Mortgage (EEM) Development Throughout ASEAN Countries” di Jakarta, Selasa, 22 Agustus 2023.
Ia ungkapkan juga bahwa KPR hijau bisa mendorong program pembelian dan renovasi rumah yang sesuai berdasarkan prinsip efisiensi energi. Menurutnya, sektor perumahan memiliki kontribusi sebesar 17% dari emisi gas rumah kaca global saat ini.
Melihat potensi yang ada, Sri Mulyani mengatakan jika edukasi dan kampanye untuk menggalakkan penggunaan KPR hijau sangat dibutuhkan. Ia katakan, tingkat pemahaman konsumen dan developer terkait KPR hijau masih rendah, sehingga konsep KPR hijau menjadi kurang familiar di masyarakat.
“Untuk menjembatani hal ini, langkah strategis seperti pelatihan dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran mutlak diperlukan,” terangnya.
Indonesia, seperti banyak negara ASEAN lainnya, mengalami peningkatan permintaan hunian yang cukup pesat. Hal tersebut menyebabkan kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan hunian sebesar 12,7 juta.
Sri Mulyani menyebut pemerintah telah menyediakan berbagai dukungan untuk pembiayaan hunian, khususnya bagi masyarakat berpendapatan rendah. Antara lain melalui skema subsidi (SBUM, SSB), pembangunan rusun, dan subsidi kredit seperti KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan).
Penulis: Steven Widjaja