Jakarta – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan pernyataan berbeda soal investasi asing yang masuk ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Pada Rapat Kerja Komisi VI DPR RI di Senayan Jakarta, Selasa (12/6), Bahlil mengatakan belum ada investasi asing yang masuk ke IKN hingga kini.
Padahal, pada Desember tahun lalu, ia katakan nilai investasi asing yang masuk ke IKN sudah mencapai Rp50 triliun. Pernyataan ini ia katakan untuk menyanggah pernyataan Mahfud MD dalam debat calon wakil presiden saat itu.
“Yang dari luar Indonesia sekarang sudah deal investasi dan sudah masuk sekitar kurang lebih Rp50 triliun,” kata Bahlil pada Sabtu (23/12), sebagaimana dikutip Antara.
“Sekarang belum mereka (investor asing) bisa lakukan (investasi di IKN) karena infrastruktur di lingkaran I belum selesai 100 persen. Sekarang kami lakukan percepatan,” ungkap Bahlil dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Selasa kemarin.
Bila pernyataan Bahlil pada akhir tahun lalu itu benar, maka nilai investasi asing yang masuk ke IKN seharusnya bertambah, bukan malah lenyap. Saat ini, Bahlil berdalih jika investasi asing belum ada yang masuk ke IKN karena memang belum dibutuhkan. Pasalnya, saat ini baru pembangunan tahap I yakni Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), yang dananya cukup dialokasikan dari investor lokal dan APBN.
“Kalau ditanya kenapa belum ada investasi asing, desain kita itu klaster pertama ini selesai di lingkaran I (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan/KIPP IKN), baru masuk investasi asing di lingkaran II,” terangnya.
Bahlil mengaku progres pembangunan sarana dan prasarana di IKN sudah hampir rampung. Hal itu ia saksikan sendiri saat berkunjung ke IKN minggu lalu.
“Seminggu lalu saya baru pulang dari sana. Hotel sudah hampir jadi, rumah sakit hampir jadi, beberapa gedung-gedung untuk sarana prasarana mendasar juga sudah hampir jadi. Itu adalah investasi semuanya, dalam negeri, di luar APBN,” imbuhnya.
Tak hanya berlainan dengan statement dirinya sendiri di akhir tahun kemarin, statement Bahlil terbaru soal investasi asing di IKN itu juga rupanya berlainan dengan statement Presiden Jokowi. Pada acara Kompas CEO Forum 2022, Jokowi mengungkapkan bila IKN kebanjiran investasi atau over-subscribed. Jokowi bahkan membeberkan jumlah investor yang berinvestasi di IKN meningkat sampai 25 kali lipat.
“Saya kaget jajak pasar pertama oversubscribed sampai 25 kali. Otoritas IKN juga kaget, sehingga kawasan inti langsung sudah habis,” sebut Jokowi kala itu.
Lebih lanjut, Jokowi menyatakan sempat ingin mengundang 30 investor yang berpotensi menanamkan modal di IKN. Akan tetapi, melihat investasi pada kawasan inti IKN yang sudah diborong semua oleh investor, ia pun membatalkan keinginannya itu.
“Ini baru menyiapkan lagi kawasan berikutnya. Kalau ini nanti sudah jadi, baru nanti bapak ibu saya undang lagi untuk ikut mendukung (IKN),” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga memastikan pembangunan IKN tak akan memberatkan APBN. Semua dana yang digunakan murni berasal dari para investor yang menanamkan modalnya di wilayah itu.
Tak hanya itu, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak pesimis dengan dana pembangunan IKN yang mencapai Rp460 triliun.
“Negara sebesar ini jangan kita pesimis dong. Membangun (IKN) kurang lebih kalau sekarang USD29 miliar, masa kita grogi, kira-kira kan kalau dirupiahkan Rp460 triliun,” tuturnya.
Penulis: Steven Widjaja