Bagi Kepala BNPB Doni Monardo, Sutopo Purwo Nugroho adalah Pahlawan Kemanusiaan.
“Pak Topo adalah Pahlawan Kemanusiaan yang telah ikut membesarkan nama BNPB sejak dibentuk tahun 2008,” kata Doni dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/7).
Selain itu, kata Doni, Sutopo juga telah mengharumkan nama Indonesia dalam sejumlah karyanya, antara lain penghargaan tertinggi yang diterima Pemerintah RI di Baku Azerbaijan dari PBB di Bidang Inovasi Kebencanaan melalui aplikasi “Petabencana”.
Seperti diketahui, Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia setelah sempat berjuang melawan penyakit kanker paru-paru stadium 4B yang dideritanya sejak akhir 2017.
Kabar duka tersebut disampaikan oleh istri Sutopo, Retno Utami Yulianingsih dari Rumah Sakit St. Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, Tiongkok, Minggu (7/7).
Putra dari pasangan Suharsono Harsosaputro dan Sri Roosmandari ini berpulang sekitar pukul 02.20 waktu Guangzhou atau sekitar pukul 01.20 WIB.
Selain meninggalkan seorang istri, Sutopo juga meninggalkan dua orang putera, Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho dan Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho.
BNPB menyatakan, saat menjalankan tugas sebagai Pahlawan Kemanusiaan dan informan andalan BNPB, Sutopo selalu tampil dengan penuh totalitas dalam memberikan informasi kebencanaan.
Dicontohkan, ketika Indonesia dilanda bencana bertubi-tubi pada tahun 2018 seperti gempa bumi beruntun di NTB, gempa bumi disusul tsunami dan likuifaksi yang dahsyat di Sulawesi Tengah, dan tsunami senyap di Selat Sunda, Sutopo selalu sigap memberikan informasi kepada publik.
Kepala BNPB memerintahkan kepada seluruh staf untuk menyiapkan segala sesuatunya terkait pemakaman.
Doni juga meminta secara khusus agar penerimaan jenazah sang Pahlawan Kemanusiaan itu dapat diproses dengan pemakaman menggunakan tradisi kedinasan BNPB dan juga melibatkan unsur BPBD Boyolali dan Jawa Tengah. []