Leader yang easy going dan humble satu ini punya mimpi besar untuk Kredivo. Ia memasang target 10 juta pengguna dalam 5 tahun ke depan.
Akshay Garg, CEO & Co-Founder FinAccel Digital Indonesia, dikenal ramah dan easy going. Hal itu pula, yang menjadi kesan pertama saat Infobank bertemu dengannya, di Pacific Place, Jakarta, Rabu 4 Desember 2019. Selain murah senyum, ia juga tampak luwes dan santai ketika berbincang. Pria kelahiran India ini, membagi kisah membangun produk andalan perusahaannya saat ini, yakni digital lending, Kredivo.
“Banyak sekali aspek dalam membangun perusahaan. Tapi saya rasa hal terpenting adalah bagaimana membangun tim yang baik dengan chemistry yang kuat. Strategi bisnis ataupun produk selalu bisa diperbaiki, namun tim adalah fondasi atau pilar utama perusahaan. Saat ini ada sekitar 130 orang yang bekerja di FinAccel. Kami tergolong perusahaan kecil, tapi mampu membangun sesuatu yang sangat spesial seperti Kredivo, yang nilai transaksinya berhasil tumbuh lebih dari 300% per tahun,” kata Akhsay.
Sejak membangun Kredivo pada 2015, Akshay konsisten menerapkan prinsip kerja yang kini pun menjadi budaya di perusahaannya, yakni kerja keras seiring dengan komunikasi yang terbuka antar tim. Semua anggota tim, harus bisa memberi masukan dan harus bisa menerima kritikan, serta memberikan upaya terbaiknya.
“Matriks atau model bisnis di Kredivo itu bukan sesuatu yang gampang, dan untuk itu memang semua orang perlu mendapatkan feedback. Kemudian, eksekusi harus cepat, terutama di sektor yang kompetitif seperti fintech,” tambahnya.
Akshay mengawali karirnya sebagai Analis Bisnis Deloitte Consulting (2001-2002), Analis Riset Utama International Labour Organization (2003-2004), lalu membangun perusahaan bernama KOMLI Media pada 2006. Sebagai Co-Founder KOMLI, ia mengembangkan perusahaannya itu hingga menjadi perusahaan marketing technology terbesar di Asia Tenggara, yang kemudian diakuisisi oleh Axiata pada 2015. Di tahun yang sama, Akshay mulai membangun FinAccel yang berkantor pusat di Indonesia.
Sejak umur 16 tahun, Akshay sudah hijrah dari tanah kelahirannya dan tinggal di Singapura. Baginya, ia lebih mengenal Asia Tenggara, termasuk Indonesia, daripada tanah kelahirannya sendiri. Bukan tanpa sebab, Akshay sudah merasa dekat dengan Indonesia. Itu karena, rata-rata sahabat baiknya berasal dari Indonesia. Itu pula yang menjadi alasannya mendirikan perusahaan di Indonesia. “Jadi saya belajar mengenai culture-nya, orangnya, dan saya merasa secara personal memang senang dengan kebudayaan dan orang-orangnya,” tukasnya.
Selain merasa sudah dekat, Akshay juga melihat potensi market yang besar. Indonesia adalah negara dengan jumlah masyarakat terbesar di Asia Tenggara yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan keuangan, terutama kredit. Ia pun melihat itu sebuah kesempatan. Menurutnya, dalam hidup tidak semua orang punya kesempatan besar untuk memberikan dampak besar di kehidupan banyak orang. Ia meyakini, FinAccel melalui produknya, Kredivo dan mungkin nanti produk lainnya, akan bisa membantu memberikan kehidupan yang lebih baik bagi orang-orang secara finansial.
Visi Akshay terhadap perusahaannya juga sangat besar. Harapannya, dalam empat sampai lima tahun mendatang, Akshay bisa membawa FinAccel melalui Kredivo melayani paling tidak 10 juta pengguna di Indonesia maupun di Asia Tenggara, serta membuat pelayanan menjadi lebih cepat, mudah, dan terjangkau.
Akshay juga berpandangan, jika masa depan industri fintech di Indonesia sangat cerah dan punya potensi yang terbentang luas. Hal itu didorong peran regulator yang selama ini sangat suportif. Peran regulator menjadi kunci yang paling penting untuk membantu mengembangkan ekosistem fintech di Indonesia. (AUS)
Selengkapnya, baca Majalah Infobank No.501, Januari 2020.
Hub. Sirkulasi Infobank: 021-7253127