Bali – Indonesia tidak pernah kehabisan wanita-wanita hebat. Banyak wanita berbakat yang meraih kesuksesan di berbagai bidang, termasuk di sektor industri jasa keuangan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Infobank Media Group memberikan apresiasi kepada para wanita inspiratif, dengan mengadakan malam apresiasi “Infobank The Most Outstanding Women 2024 in Financial Sector and State Owned Enterprise”.
Malam puncak penganugerahan bagi para srikandi modern itu dihelat di The Stones Hotel, Bali, Sabtu, 1 Juni 2024. Acara dikemas menarik, termasuk gelaran fashion show dan Women’s Talks: The End of Classical Paradigm Through Gender Equality and Diversity”, yang salah satunya menghadirkan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Sucofindo Evi Afiatin.
Evi yang bekerja di perusahaan riset dan konsultan bisnis itu mengungkapkan faktor suksesnya yang tak bisa dilepaskan dari sektor pendidikan. Baginya, pendidikan adalah harga mati yang tak bisa ditawar dalam kaitannya dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup. Pemikiran itu diturunkan dari orang tuanya yang memiliki pola pikir jauh ke depan bagi keluarganya.
“Ibu saya itu guru pegawai negeri dan ayah pegawai negeri kantoran. Tapi justru yang saya patut syukuri, ayah dan ibu saya memiliki pemikiran yang luar biasa ke depan, sehingga mereka itu justru untuk pendidikan, jadi menurut saya salah satu kunci sukses itu pada pendidikan. Pendidikan itu penting buat anak-anaknya,” ucap Evi di acara tersebut.
Ia kisahkan, untuk bisa menyekolahkan semua anak-anaknya, ibunda Evi hingga banting tulang melakukan pekerjaan selain profesi utamanya, demi memenuhi kebutuhan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya. Kemauan dan dukungan keluarga agar anak-anaknya berhasil di masa depan menjadi modal dasar pemenuhan pendidikan Evi dan saudara-saudaranya.
“Dari Kuningan (tinggalnya) itu saya sekolah di ITB, kakak saya sekolah di Undip, adik saya semua sekolah di ITB. Bayangkan hanya pegawai negeri biasa, tapi harus menyekolahkan lima anaknya semua keluar dari rumah. Untuk bisa menopang itu, ibu saya jualan, jadi perias pengantin, menerima jahitan, dan memberikan kursus bagi para wanita, demi sekedar mendapatkan uang lebih agar anaknya bisa sekolah,” paparnya.
Di samping itu, setelah mendapatkan kesempatan yang ada, tak lupa ia mengingatkan untuk bekerja keras dan menjaga integritas sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kesempatan yang telah diberikan. Bahkan, tak sekedar kerja keras dan integritas, Evi menambahkan perlunya keberanian untuk mengambil keputusan dan melangkah.
“Jangan takut. Saat itu ketika saya selesai kuliah di ITB, saya dapat beasiswa di Inggris dan bekerja tanpa perlu cari kerja karena sudah ditungguin gitu. Waktu itu saya kerja di Unilever, tapi karena harus pindah ke Cikarang kemudian saya ke perbankan. Jadi, ini adalah keberanian juga, dari insinyur terus pindah ke perbankan, itu juga harus berani ambil kesempatan. Sekalipun ini bukan sesuatu yang kita pahami, tapi kalau kita mau kerja keras, pasti kita bisa,” tegasnya.
Sebagai informasi, Evi Afiatin merupakan Sarjana Teknik Kimia dari Institut Teknologi Bandung, Master of Science dari University of Wales, dan Master of Applied Finance dari University of Melbourne. Evi juga memegang sertifikat profesional akuntansi atau CPA dari CPA Australia.
Sebelum menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko di PT Sucofindo, Evi memegang posisi sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko di PT Kawasan Industri Terpadu Batang (2022 – 2024) dan Direktur Keuangan di BPJS Ketenagakerjaan (2016 – 2021). Berpengalaman lebih dari 29 tahun di sektor keuangan dan perbankan, Evi pernah mendapatkan penghargaan sebagai Direktur Keuangan (CFO) terbaik pada tahun 2020, serta Top 100 Most Outstanding Women pada tahun 2022 dan 2023.
Penulis: Steven Widjaja