Jakarta – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM), Gielbran Muhammad Noor menyatakan RI 1, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai alumni UGM yang paling menjijikan. Menurut Gielbran, Jokowi telah merusak sistem demokrasi Indonesia melalui “strategi culas”-nya saat memaksakan Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres di Pilpres 2024.
“Besok teman-teman BEM UGM akan mengadakan sebuah diskusi, dan di situ kita akan menobatkan Jokowi sebagai alumni paling menjijikan, paling memalukan dari UGM. Saya rasa ini sudah momentum paling tepat untuk menobatkan beliau sebagai alumni UGM paling memalukan sepanjang sejarah. Di antara tujuh presiden Indonesia, hanya beliau yang seculas ini,” cetusnya pada sebuah diskusi, seperti dipantau dari channel YouTube Hersubeno Point, Jumat, 8 Desember 2023.
Gielbran bahkan dengan berani menggambarkan Jokowi sebagai “Raja Jawa” yang memprioritaskan kekuasaan di atas segala-galanya. Ia menjelaskan bagaimana falsafah kekuasaan Jawa telah meresapi pikiran Jokowi, sehingga rela mengesampingkan etik demi melanggengkan politik dinasti.
“Mengingat Jokowi adalah seorang Jawa tulen, dan ternyata dalam falsafah kepemimpinan Jawa, nomor satu itu adalah kekuasaan. Baru kedua adalah etik. Sehingga, hal yang bisa dipahami dalam konteks politik Jawa, ketika Jokowi lebih mementingkan kekuasaannya daripada etik,” jelasnya.
Karena hal itulah, menurutnya, tidak aneh jika kemudian muncul isu tiga periode yang “berhembus” dari Istana. Gielbran lalu menerangkan bahwa rating approval Jokowi yang sebesar 80% di masyarakat adalah imbas dari program bantuan langsung tunai (BLT) yang digunakan Si Raja Jawa sebagai alat untuk memanipulasi masyarakat agar menyukai dirinya.
“Kalau teman-teman tahu, BLT sekarang itu dimasifkan kembali dari bulan Maret ke Mei, September ke November (2023). Dan nanti dari Januari sampai Juni (2024) akan ada BLT besar-besaran. Buat apa? Buat pemilu,” jelasnya.
Dengan segala kerusakan terhadap demokrasi yang telah dibuatnya, Gielbran mengatakan dengan berani bahwa Si Raja Jawa harus ditumbangkan, entah secara ideologis maupun konsep. Pertunjukan permainan Jokowi dan trah politiknya saat ini disebut Gielbran sebagai “politik porno”, di mana Jokowi beserta trahnya dengan tanpa malu melakukan segala cara untuk melanggengkan kekuasaan.
Lebih lanjut, dirinya juga menyinggung pernikahan antara mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman dengan adik Jokowi sebagai “settingan” untuk memuluskan nafsu berkuasa Jokowi.
Begitu pula dengan rencana pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta yang nantinya ingin dilakukan melalui proses pemilihan dan penetapan oleh presiden, yang menurut Gielbran juga adalah jalan untuk memuluskan trah Jokowi ke kekuasaan.
“Ini adalah tabiat, otak. Saya tidak membenci Jokowi secara personal. Saya membenci Jokowi dan trah politiknya, karena secara sistem dan ideologis, mereka merusak sistem demokrasi kita. Tak ada alasan bagi kita untuk berdiam diri. Ini bukan soal rezim yang terlalu kuat, tapi kita terlalu lemah. Jadi, sehabis diskusi ini kita bisa menebar api kemarahan di jalanan, karena ini sudah bukan orde baru, ini sudah orde paling baru,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi sebelumnya juga pernah mendapatkan predikat sebagai “The King of Lip Service” dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2021 lalu. Predikat itu disematkan kepada Jokowi, karena BEM UI menilai pernyataan-pernyataan Jokowi tidak berjalan lurus dengan hasilnya di lapangan.
Penulis: Steven Widjaja