Jakarta – Nama mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, kini sedang berada dalam sorotan. Bagaimana tidak, namanya digadang-gadang masuk dalam bursa cawapres untuk Pilpres 2024.
Pada Rabu (13/9) malam, Ridwan Kamil kedapatan makan malam berdua dengan bakal calon presiden Prabowo Subianto. Sebelum itu, RK, sapaan Ridwan Kamil saat ini, juga telah bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Ridwan disebut mendapatkan tawaran dari Megawati untuk menjadi bakal calon wakil presiden Ganjar Pranowo.
Ridwan Kamil adalah kader aktif Partai Golkar. Dia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Golkar Bidang Penggalangan Pemilih dan Co-Chair Badan Pemenangan Pemilu Golkar. Golkar sendiri, bersama dengan PAN dan Partai Gelora, adalah partai yang tergabung dalam koalisi pemenangan bacapres Prabowo Subianto.
Dikutip dari CNN Indonesia, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, menyebut bahwa Ridwan Kamil lebih cocok bila berduet dengan Ganjar Pranowo ketimbang Prabowo Subianto. Ini dikarenakan posisi keduanya yang dinilai memiliki eletoral kuat pada dua basis wilayah dengan populasi penduduk terbesar di Indonesia.
“Dia (Ridwan Kamil) tokoh Jawa Barat. Artinya, dia punya dapil (daerah pemilihan) yang jelas. Pak Ganjar kan punya dapil Jateng. RK dapil Jabar. Jadi, kalau lihat hitung-hitungan politik ya, ini sangat menguntungkan,” jelas Melchias, Kamis, 14 September 2023.
Ia juga mengatakan bahwa pertemuan antara Ridwan Kamil dengan Megawati beberapa waktu lalu, memberikan sinyal kuat jika RK bakal dipinang untuk menjadi pendamping Ganjar di Pilpres 2024.
“Bu Mega memanggil orang itu tidak sembarangan,” tambahnya.
Soal peluang duet RK-Prabowo, Melchias memandang peluangnya kecil, karena Prabowo maupun RK memiliki irisan basis massa pendukung yang sama.
“Kalau saya ya pribadi, enggak terlalu besar peluangnya. Karena irisan basis massanya juga sama aja. Buat apa, enggak menambah,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengutarakan jika Golkar sebagai partai besar perlu bersikap realistis dan membuka diri untuk mundur dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) bila Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, tidak terpilih jadi cawapres Prabowo.
“Kalau ada kader potensial yang bisa didukung ya, mendingan dukung kader potensial jadi cawapres dong. Jadi, enggak kosong kosong. Golkar ini kan mesin besar, harus realistis,” ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Golkar, Ahmad Doli Kurnia, mengungkapkan, Megawati telah menawarkan langsung posisi Cawapres Ganjar Pranowo kepada Ridwan Kamil.
“Waktu itu disampaikan bahwa Pak RK diundang oleh Bu Megawati kemudian ditawarkan jadi wakil presiden,” kata Doli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (13/9).
Doli mengklaim tawaran itu diberikan kepada RK lantaran Ganjar membutuhkan sosok yang memiliki kekuatan untuk mendongrak elektabilitas di Jawa Barat.
“Ya, latar belakangnya karena Pak Ganjar membutuhkan figur yang bisa memperkuat di Jabar. Begitu,” terang Doli.
Sebagai informasi, PDIP juga sudah membenarkan kabar masuknya nama Ridwan Kamil ke dalam bursa cawapres Ganjar Pranowo. Mantan gubernur Jawa Barat tersebut bersanding dengan Mahfud MD dan Sandiaga Uno di bursa cawapres Ganjar.
Dan ternyata, sebelum Partai Beringin itu memutuskan untuk bergabung ke koalisi pemenangan Prabowo, Ketua DPP PDIP Puan Maharani sudah berbicara dengan Airlangga dan tim kecil Golkar terkait nama RK untuk jadi pendamping Ganjar di Pilpres.
“Pak Ridwan ini kader Golkar, tapi itulah yang tentu menjadi pembicaraan saat ini bagaimana komunikasi antara partai pengusung dengan Golkar yang waktu itu sudah dimulai antara Mbak Puan dengan Pak Airlangga Hartarto yang arahnya juga tim kecil itu membicarakan pak RK,” beber politikus PDIP, Aria Bima di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/9).
Penulis: Steven Widjaja