Jakarta – Country Director for Indonesia and Timor Leste of World Bank, Satu Kahkonen, menyampaikan betapa pentingnya peran financial technology atau fintech dalam meningkatkan inklusi keuangan di wilayah Asia Tenggara (Asean). Fintech, menurutnya, telah membantu memperkecil gap inklusi keuangan yang ada secara signifikan.
Sebagai contoh, ia memberikan gambaran bagaimana industri fintech bisa menyediakan layanan keuangan kepada jutaan masyarakat Indonesia di daerah pedesaan yang sebelumnya belum terjamah layanan keuangan konvensional. Hal serupa juga terjadi di Filipina dan Vietnam.
Ia tambahkan bahwa hal ini juga dapat terjadi berkat semakin masifnya penggunaan smartphone di tengah masyarakat. Dalam lima belas tahun terakhir saja, ada 1,3 miliar akun mobile banking yang terdaftar secara global. Dan secara harian, rata-rata terdapat transaksi senilai USD2,7 miliar pada mobile banking tersebut.
“Layanan keuangan yang disediakan oleh fintech berhasil mengatasi rintangan batasan geografi. Mereka menggunakan otomatisasi teknologi untuk mengurangi biaya transaksi. Kekuatan fintech ini terdemonstrasi dengan sangat baik selama pandemi, dimana fintech telah membantu pemerintah secara cepat dalam menyalurkan pembiayaan atau dana bantuan kepada korporasi dan masyarakat,” jelas Satu pada acara “High Level Seminar from Asean to The World: Innovative Strategy to Further Enhance Financial Inclusion” yang diadakan oleh Bank Indonesia di Jakarta, Selasa, 28 Maret 2023.
Layanan teknologi yang contactless melalui QR payment dan digital ID, telah berhasil menyediakan layanan keuangan tanpa kontak fisik, yang mana merupakan hal yang penting pada masa pandemi. Industri fintech, jelasnya lagi, juga berhasil mengurangi gap inklusi finansial pada sektor UMKM.
“Kita lihat misalnya, bagaimana kolaborasi antara bank konvensional dengan fintech di Indonesia bisa menjadi solusi bagi sektor UMKM. Mereka meningkatkan skema credit scoring alternatif melalui layanan teknologinya,” pungkasnya.
Penulis: Steven Widjaja