Derita Covid-19 – Resesi Cepat Berakhir – Tidak Tercipta Depresi Ekonomi

Derita Covid-19

Derita Covid 19 melanda dunia telah berlangsung nyaris hampir sepuluh bulan sejak akhir tahun 2019  bermula dari kota Wuhan di China. Dimana pemerintah China  telah berusaha mencegah penyebarannya melebar ke Negara Negara lainnya. Namun tidak terhindarkan wabah virus covid 19 ternyata telah menyebar dan merebak ke  beberapa Negara lainnya bahkan sekarang sudah menjadi pandemic dunia yang tidak terhindarkan dunia menjadi berduka akibat keganasan wabah penyakit 19 ini.

Jadi berawal dari kasus lokal wabah penyakit covid 19 telah menyebar keseluruh dunia yang rentan menyebabkan kematian pada manusia usia lanjut. Kendatipun demikian masih ada dari kelompok usia lanjut yang berhasil sembuh dan covid 19 ini juga bisa menyerang bayi yang bisa menyebabkan kematian. Namun keganasan  wabah penyakit covid 19 yang menyerang dunia   ini sudah tidak meman dang bulu. Dimana yang terpapar telah mencapai jumlah yang sangat banyak, benar benar kesehatan umat manusia sedunia terancam apalagi hingga kini sepertinya belum ditemukan obat yang ces pleng bisa cepat menyembuhkan dan menghentikan penyebaran wabah penyakit covid 19.

Membuat dunia nyaris tidak berdenyut  oleh dahsyatnya serangan wabah covid 19 yang menakutkan, kesehatan manusia terancam dan sudah banyak memakan korban manusia  yang membuat manusia   meregang nyawa diantarkannya ke akherat dan tidak sedikit tenaga medis yang menjadi korban serta meninggal dunia. Sungguh merupakan ujian yang sangat berat, menakutkan,  mengkhawatirkan dan memperihatinkan menimbulkan kecemasan dan kepanikan luar biasa yang  membuat masyarakat dunia sangat menderita, sedih dan berduka karenanya.

Sehingga semua pemimpin Negara Negara di dunia berusaha untuk menyelamatkan warganya, menerapkan protokol kesehatan agar seluruh masyarakat mematuhi dan mentaatinya secara disiplin berkelanjutan. Dengan tanpa henti berusaha menemukan obat penawarnya. Untuk mencegah penyebaran dan bertambahnya korban Covid 19 bahkan ada Negara yang telah  melakukan locked down, travel band dan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB).

Derita covid 19 membuat   dunia menjadi nyaris lumpuh disegala bidang kehidupan dampaknya sudah merambah keberbagai kehidupan social kemasyarakatan diseluruh dunia. Imbasnya  tidak semata mata  hanya dibidang kesehatan dengan sendiri sudah merambah keberbagai bidang kehidupan utamanya juga  keperekonomian dunia terlebih indutri pariwisata dengan indutri ikutannya menjadi terpuruk hebat. Tahun 2020 tercatat dalam sejarah sebagai tahun kembar tahun yang sangat kelam, tahun berduka bagi dunia atas musibah penyebaran wabah penyakit covid 19.

Sebelumnya  telah mendapat sinyal dengan adanya ramalan Joyoboyo raja Kediri. Namun kita abai dan tidak memahaminya  kurang tanggap dengan ramalan Joyoboyo  yang mensiratkan bahwa di tahun kembar maksudnya tahun 2020 akan terjadi bencana wabah penyakit. Memang benar tahun 2020 yang dimaksud sebagai tahun kembar memang benar terjadi penyebaran wabah penyakit covid 19.  Sungguh mengerikan namun kita tidak perlu pesimistis kita harus hadapi dan lawan dengan memanjatkan doa sesuai dengan keyakinannya masing maing. Bila perlu kita pakai sahabat atau saudara serta  berdamai dengan covid 19 agar bisa hidup  berdampingan dengan covid tanpa saling mengganggu dan tidak saling menyakiti. Menurut data derita covid 19  yang melanda dunia diperoleh data dari Google kasus 31,1 juta, sembuh 21,3 juta  dan meninggal 961 ribu orang.  Berada diranking pertama di derita oleh Amerika Serikat kasus 6,86 juta, sembuh 3,71 juta dan meninggal dunia 202 ribu. Sedangkan Indonesia berada diurutan ke 23 dengan jumlah kasus 249 ribu, sembuh 181 ribu dan meninggal 9.677 orang.

RESESI EKONOMI MENGANCAM DUNIA

Dengan adanya wabah penyakit covid 19 dunia tidak bisa menghindarkan diri dari keterpurukan ekonomi yang akut menjadi tercipta resesi ekonomi yang menimpa Negara Negara di dunia termasuk Negara adidaya Amerika Serikat Jepang dan Negara Negara Eropah terbantai hebat ekonominya oleh serangan covid  19 yang tidak bisa diajak kompromi. Akankah resesi ekonomi ini akan berubah menjadi depresi ekonomi diyakini semua Negara berusaha untuk menghindari resesi apalagi depresi. Namun bila depresi tidak bisa dihindarkan diperkirakan akan terjadi depresi ang lebih hebat dari depresi besar yang melanda dunia ditahun 1929/1930 karena kondisinya sudah berbeda dan sekarang jauh lebih komplek kehidupan masyarakatnya yang lebih modern dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat..

Diyakini pula semua Negara akan berusaha agar musibah penyakit covid segera bisa diakhiri dan  resesi tidak berlangsung lama jangan sampai muncul dan menghadapi depresi ekonomi sudah barang tentu akan makan tenaga pikiran waktu dan beaya pemulihan ekonomi yang tidak sedikit. Diperkirakan Negara Negara yang tidak bisa menghindar dari resesi tidak saja Negara Negara berkembang Negara maju pun diperkirakan sulit menghindar dari resesi. Utamanya Negara Negara yang menghandalkan industri padat karya maupun telah menerapkan teknologi, jasa pelayanan dan industri pariwisata seperti Singapura yang lebih awal sudah menyatakan terkena resesi.

Kemudian menurut CNN Indonesia sejumlah Negara di dunia yang diperkirakan masuk ke jurang resesi pada kuartal III /2020 yang pada kuartal II/2020 sudah mencatatkan negative sehingga dua kali berturut turut berada di zona minus seperti Indonesia yang sudah tumbuh terkontraksi 5,32% pada kuartal II/2020. Amerika Serikat, negeri Paman Sam sejatinya sudah tumbuh negative 9,5% pada kuartal II dan diperkirakan akan berlanjut di kuartal ke III sekitar minus 6,5%. Inggris yang sudah minus 1,7% pada kuartal I dan minus 19,9% pada kuartal II pada kuartal III diproyeksikan negative 10,2%.  Jerman diramal tumbuh negative 6,7% pada kuartal III Negara yang bertumbuh pada  kegiatan industri ini sudah negative 2,2% dan minus 11,7% secara berturut turut pada kuartal I dan II.

Kemudian Perancis diperkirakan masih bertahan di jurang resesi bersama Negara Negara Eropah  lainnya pada kuartal III ekonomi Perancis sudah terkontraksi  5,7% dan minus 19% pada kuartal I dan II diperkirakan akan berlanjut ke minus 9,14% pada kuartal III. Jepang salah satu Negara Asia yang sudah berada di jurang resesi ini diperkirakan minus 6,1% pada kuartal III. Sebelumnya Jepang sudah minus 1,7% dan minus 8,8% pada dua kuartal yang lalu. Korea Selatan yang juga terancam bertahan di jurang resesi negeri K-Pop sudah minus 1,3% pada kuartal I dan minus 3,3% pada kuartal II. Proyeksi selanjutnya Korsel minus !% pada kuartal III.

Hong Kong Negara yang tengah dilanda konflik politik ini diramal bakal tumbuh minus 3,5% pada kuartal III. Sebelumnya, Hong Kong sudah minus 0,1% dan minus 9% pada kuartal I dan II. Singapura, tetangga Indonesia ini sudah berada di jurang resesi lebih dulu dari Negara Asia Tenggara lainnya. Negeri Singa minus 3,3% dan minus 13,2% pada kuartal I dan II. Menurut perkiraan Singapura akan tumbuh negative pada kuartal III sekitar 6%. Malaysia negeri jiran serupa dengan Indonesia, yakni akan perdana masuk jurang resesi pada kuartal III. Proyeksinya ekonomi Malaysia minus 4,3% pada periode ini. Sebelumnya ekonomi Malaysia  masih tumbuh positif 0,7% pada kuartal I. Namun terkontraksi 17,1% pada kuartal II.

Selanjutnya, Thailand negeri Gajah Putih juga tak lepas dari bayang bayang resesi. Setelah terkontraksi 1,8% pada kuartal I. Thailand kembali tumbuh minus 12,2% pada kuartal II. Lalu masih diperkirakan akan tumbuh negative sekitar 6,3% pada kuartal III. Filipina sudah minus 15,2% pada kuartal I dan negative 16,5% pada kuartal II dengan perkiraan akan kembali minus 3% pada kuartal III. Brasil Negara yang memiliki skala ekonomi dengan Indonesia ini juga diperkirakan masih berada di jurang resesi pada kuartal III. Ekonomi Brasil yang sebelumnya sudah terkontraksi 2,5% dan minus 11,4% diperkirakan kembali minus 6,9% pada kuartal III. India secara mengejutkan minus 23,9% pada kuartal II. Padahal pada kuartal I masih positif 3,1%. Proyeksinya  India juga akan melanjutkan pertumbuhan ekonomi negative sekitar 10,4% pada kuartal ini.

NEGARA YANG DIPREDIKSI JAUH DARI JERATAN RESESI

Dengan adanya wabah penyakit Covid 19 ternyata masih ada Negara yang diprediksi jauh dari jeratan resesi. Bersumber dari CNN Indonesia sejumlah Negara mulai tumbang dan jatuh ke jurang resesi akibat covid 19.  Namun masih ada beberapa di antaranya yang diprediksi bisa bertahan dan selamat dari resesi meski pertumbuhan ekonominya  terkoreksi.  Salah satunya China yang jadi episentrum virus corona sebelum pandemi. Pada kuartral I 2020 ekonomi China mengalami kontraksi 6,8% dan merupakan pertama kalinya sejak beraklhirnya revolusi kebudayaan negeri ginseng pada 1976. Namun kuartal selanjutnya, perekonomian mereka kembali rebound dan mampu tumbuh hingga 3,2%.

Selain China, Negara tetangga lainnya  yang diprediksi kebal dari resesi adalah Vietnam. Kesuksesan Vietnam mengendalikan penyebaran virus corona  diyakini sebagai strategi jitu untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di teritori positif.  Pada kuartal II lalu, ekonomi Vietnam masih mampu tumbuh 0,36%, meski tercatat merupakan yang terendah sejak pencatatan kuartalan  dimulai di Negara tersebut  30 tahun lalu. Negara lainnya yang masih jauh dari bayang bayang resesi adalah Turkmenistan pada kuartal II lalu masih mencatat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan positif yang diraih Negara tersebut  dipengaruhi masih nihilnya kasus covid 19. Hal ini membuat aktivitas ekonomi berjalan seperti biasa dan tak terpengaruh pembatasan social.

Pakistan juga diprediksi masih jauh dari bayangan resesi. Pada kuartal I tumbuh positif sekitar 1% pada kuartal I. Kuartal II dipercepat menjadi 2,58% namun berubah pada kuartal III menjadi sebesar 0,19% setelah pandemic covid 19. Namun penyebaran virus covid dikaitkan dengan tingkat kesesuaian publik dengan protokol kesehatan (SOP) yang dimaksudkan untuk mencegah penyebaran pandemi.

Dari kondisi diatas sepertinya jelas ada relevansinya Negara yang mampu mengendalikan dan terhindar dari penyebaran  wabah covid 19 seperti Vietnam, dan Turkmenistan, Pakistan  masih nihilnya kasus covid 19 sehingga ekonominya berjalan seperti biasa. Bahkan Negara yang menjadi episentrum  virus corona sebelum pandemic Negara tirai bambu China mampu terhindar dari jebakan resesi mengingat ekonominya bisa rebound dan terhindar dari pertumbuhan negative dua kuartal berturut turut.

Sedangkan Indonesia yang berada diurutan ke 23 korban pandemik covid 19 yang pertumbuhan ekonomi dikuartal I/2020 tumbuh positif 2,97% namun dikuartal II/2020 mengalami kontraksi sebesar 5,32% (yoy) merupakan yang terendah sejak triwulan I/1999 yang mengalami kontraksi sebesar 6,13%. Pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 merupakan yang terburuk sejak krisis 1998 yang mencapai minus 16,5% namun pada kuartal II/2008 pada saat krisis finansial global melanda dunia, Indonesia masih mampu  tumbuh 2,4%.  Secara keseluruhan ekonomi Indonesia di tahun 2008 masih bisa tumbuh 6,1%.

Saat ini pemerintah Indonesia sedang berjuang agar pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III/2020 tidak tumbuh minus untuk menghindari dua kuartal berturut turut pertumbuhan minus yang akan berpotensi  mendorong Indonesia terjun ke resesi ekonomi menyusul Negara Negara lainnya. Padahal sudah lebih awal Pemerintah atas perintah presiden telah menganggarkan bahkan telah menaikkan anggaran penanganan covid 19 dari Rp.405,1 triliun menjadi Rp.677,2 triliun. Berarti  telah membengkak sebesar 67% atau bertambah Rp.272,1 triliun. Namun penyerapan anggaran stimulus penanganan wabah covid 19 masih rendah baru terserap sekitar 19% yang diungkapkan presiden dalam rapat terbatas merupakan arahan presiden kepada Komite Penanganan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penanganan covid akhir bulan Juli lalu.

Dalam hitungan hari sampai dengan akhir kuartal III/2020 berharap serapan anggaran yang hanya 19% bisa melonjak siginifikan dan ekonomi bisa bergerak lebih baik dan pandemik covid bisa terkendali namun sepertinya belakangan ini pandemik terasa cenderung meningkat. Namun dengan adanya penerapan kembali PSBB di ibu kota Negara Jakarta yang menjadi barometer perekonomian nasional cenderung ekonomi yang tadinya sudah menggeliat sepertinya pertumbuhan negative di triwulan ke III/2020 tidak bisa dihindarkan. Menurut Menkeu Sri Mulyani Indrawati diproyeksikan ekonomi kuartal III/2020 bisa minus lagi akan berada direntang minus 2% hingga 0%. Bila pertumbuhan positif tidak bisa diraih pada kuartal III/2020 maka Indonesia meluncur ke jurang resesi menyusul Negara Negara lainnya.

CARI SOLUSI – RESESI CEPAT BERAKHIR – TIDAK TERCIPTA DEPRESI EKONOMI.

Kegiatan ekonomi menentukan perkembangan dan kemajuan suatu Negara, dengan semakin meningkat nya perekonomian suatu Negara maka Negara itu dapat dikatakan berhasil  membangun perekonomian nya. Dengan menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi ditandai dengan nilai Produk Domestik Bruto atau pendapatan nasionalnya. Untuk mencapai menjaga , memperkuat stabilitas dan pertumbuhan ekonomi apalagi ditengah ancaman covid 19.

Berbagai cara bisa dilakukan pemerintah antara lain, mulai dari meningkatkan kualitas sumber daya termasuk sumber daya manusia utamanya saat ini menjaga dan mengutamakan kesehatan masyarakat tanpa mengabaikan pergerakan perekonomian, memperbanyak lapangan pekerjaan (crash program) dengan tetap berdisiplin mentaati dan mematuhi protokol kesehatan, menggenjot nilai ekspor mengendalikan impor, melakukan perbaikan infrastruktur, hingga menyediakan kesempatan dan peluang berinvestasi dan lain sebagainya. Harus dijaga agar perekonomian tidak menjadi stagnan apalag terjadi kelumpuhan ekonomi tentu ini juga sangat berbahaya namun tanpa mengabaikan tingkat kesehatan masyarakat yang juga harus menjadi skala perioritas.

Namun yang terjadi saat ini dengan adanya pandemik covid 19 bukan membawa kemajuan ekonomi bahkan justeru sebaliknya kemunduran ekonomi yang terjadi yang  kehadirannya tanpa diprediksi dan tidak diduga. Tentu sangat tidak diharapkan namun kenyataannya telah hadir dihadapan dunia yang merupakan dampak ikutan dari penyebaran wabah penyakit covid 19. Merupakan bagian dari suatu masa yang kelam dimana semua Negara didunia yang mengalami permasalahan perekonomian yang disebut dengan istilah resesi ekonomi.

Resesi ekonomi merupakan kelesuan ekonomi yang mengakibat kan penurunan secara simultan pada setiap aktivitas ekonomi, seperti lapangan kerja, investasi, hingga keuntungan perusahaan. Situasi resesi ekonomi tersebut terjadi akibat entitas ekonomi tidak bekerja dengan baik mengalami kelesuan dan tidak menguntungkan menimbulkan stagnanisasi seperti yang terjadi sekarang banyak perusahaan yang gulung tikar menghentikan aktivitasnya dan banyak hotel yang tidak kedatangan tamu, turun drastisnya keuntungan perusahaan sehingga tidak mampu membeayai operasional dan kelangsungan hidupnya.

Akibatnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), timbul pengangguran yang berlimpah, banyak masyarakat yang kehilangan penghasilan, kemiskinan meningkat yang berpengaruh negative dan tidak kondusif terhadap daya beli. Bahkan daya beli masyarakat semakin merosot sebagai sumber utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi  apalagi kondisi perekonomian saat ini sudah tidak berjalan normal terjadi situasi yang tidak biasa (extra ordinary).

Dengan demikian sangat penting untuk segera mencari jalan keluar bisa mencegah atau menanggulangi permasalahan kelesuan (resesi) ekonomi yang dihadapi dunia saat ini.  Jangan sampai resesi ini berlangsung dalam waktu lama bisa menjelma menjadi depresi ekonomi suatu kondisi yang lebih buruk dari resesi ekonomi. Sebab depresi ekonomi bisa berakibat fatal bagi perekonomian Negara Negara di dunia yang tidak saja bank yang collapse namun juga  Negara akan bisa  menghadapi kebangkrutan.

Dengan demikian bila terjadi seperti itu Negara sudah berada dalam keadaan berbahaya apalagi kondisi sekarang kehidupan sudah semakin komplek membuat perekonomian akan semakin lebih sulit dilakukan pemulihannya. Dibandingkan dengan   depresi besar yang pernah terjadi di tahun 1929/1930 kala itu kehidupan didunia tidak sekomplek dewasa ini. Tentu kita tidak berharap resesi ini berubah menjadi depresi apalagi bisa menjadi krisis ekonomi, krisis social dan krisis politik tentu akan bisa dimamfaatkan demi kepentingannya oelh orang orang yang tidak bertanggung jawab.  Tentu kita semua sebagai mahluk Tuhan berharap yang terbaik yang terjadi.

Denpasar, 22 September 2020

Ida Bagus Kade Perdana – Ketua BANI Bali Nusra – Wakil Ketua Kadin Bidang Fiskal dan Moneter – Mantan Dirut Bank Sinar Jreeeng … Mantaaap (sekarang Bank Mandiri Taspen).

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *