Jakarta — PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menilai pertumbuhan kredit perbankan hingga semester ketiga tahun ini masih seret. Terlebih, kondisi dalam negeri yang sempat hiruk-pikuk oleh demonstrasi sempat membuat investor khawatir.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja berharap, ke depan tidak ada lagi gejolak demonstrasi dalam negeri sehingga dapat meningkatkan kenyamanan investor.
“Yang penting jangan hiruk-pikuk di jalan karena ini tidak nyaman, bisnis juga tidak nyaman. Kalau semua tenang bisnisnya lebih matang, mau investasi apa juga lebih tenang,” kata Jahja di Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2019.
Menurutnya, saat ini kondisi bisnis masih diliputi oleh ketidakpastian ekonomi global maupun dalam negeri. Dirinya berharap, setelah para menteri Pemerintahan Jokowi Jilid Kedua berjalan dapat meningkatkan kepercayaan pasar.
“Suasana juga kan masih belum (stabil). Mungkin sesudah pemilihan menteri, sesudah pelantikan kredit bisa lebih tumbuh,” kata Jahja.
Menurutnya, hingga kuartal ketiga sendiri penyaluran kredit BCA masih dapat tumbuh 6 persen secara year to date, sedangkan secara year on year sendiri masih tumbuh 10 persen. Jahja berharap, hingga akhir tahun bisnis kreditnya masih dapat tumbuh kisaran 11 persen.
“Tahun lalu tidak begitu besar juga. Akhir tahun ini kalau bisa total 10 persen hingga 11 persen. Tapi kalau 13 persen berat,” tukas Jahja. (*)