Dalam satu bulan, nilai impor minyak goreng Indonesia naik 13,15 juta kg. Padahal, Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), seperti dikutip The Asian Post, Selasa (25/6) menyatakan, nilai impor minyak goreng hingga Mei 2019 tercatat US$16,15 juta atau sekitar 28,53 juta kg minyak goreng. Angka ini meningkat dibanding bulan April 2019 dengan nilai US$11,48 juta atau 15,38 juta kg.
Sementara, periode Januari-Mei 2019, impor minyak goreng yang dilakukan Indonesia mencapai US$43 juta atau 61,86 juta kg. Secara kumulatif, angka ini melonjak sekitar 54,1% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni sebesar US$27,92 atau 24,51 juta kg.
Impor minyak goreng tersebut berasal dari beberapa negara yakni Malaysia, Papua Nugini, Thailand, Singapura.
Berdasarkan negara asal, impor minyak goreng paling banyak hingga Mei 2019 berasal dari Malaysia, senilai US$8,6 juta atau 16,27 juta kg. Di posisi kedua ada Papua Nugini, dengan nilai impor US$2,4 juta atau 5,56 juta kg.
Sementara, disusul impor dari Thailand yang mencapai US$1,8 juta atau 2.14 juta kg minyak goreng.