Pangsa EV Sangat Kecil, Charging Station Jadi Masalahnya

Ketua Umum APPI, Suwandi Wiratno, pada acara “Second Half Year Economic Outlook 2023: Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan Non-Bank” di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Kamis (27/7). (Foto: Dok. TF/Zul)

Jakarta – Kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) semakin populer dewasa ini. Hal ini bisa dilihat dari tren penjualan electric vehicle yang terus meningkat. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), misalnya, menunjukkan peningkatan penjualan mobil listrik di Indonesia hingga 383,46% secara tahunan di 2022 menjadi 15.437 unit.

Meskipun begitu, penjualan mobil listrik terhadap pasar kendaraan roda empat atau lebih secara keseluruhan masih sangat minim. Misalnya, pada Mei 2023, Gaikindo mencatatkan kontribusi penjualan mobil listrik ke pasar kendaraan roda empat atau lebih secara keseluruhan hanya sebesar 1,9%.

Melihat data yang ada, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, menjelaskan bahwa masa depan kinerja pembiayaan kendaraan listrik di Indonesia sebagian besar bergantung pada fasilitas charging station di dalam negeri. Menurutnya, jumlah charging station untuk kendaraan listrik di Indonesia yang minim masih menjadi hambatan utama pembiayaan pembelian kendaraan listrik.

“Mobil listrik tantangannya adalah infrastruktur charging stationnya ada atau tidak. Pasti orang kan kalau mau beli mobil listrik, motor listrik, dan segalanya, saya mau nyoloknya dimana,” tuturnya kepada The Finance saat ditemui di acara Second Half Year Economic Outlook 2023: Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan Non-Bank” yang diadakan Infobank dan Asianpost di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Kamis, 27 Juli 2023.

“Kalau nyolok di rumah misalnya motor perlu 900 watt. Sementara mobil perlu 6.000 watt. Itu bakal mengganggu arus listrik di rumah,” tambahnya.

Ia katakan jika kinerja penjualan serta pembiayaan kendaraan listrik itu akan mengikuti tren jumlah charging station di seluruh Indonesia. Padahal, biaya maintanance daripada kendaraan listrik itu, ia jelaskan, sangatlah murah.

“Jadi, kuncinya adalah bagaimana charging station ini bisa banyak di seluruh pelosok Indonesia. Kalau tidak, sekarang orang bingung mau punya mobil listrik. Ke Bandung aja gimana caranya nanti kalau charging stationnya masih minim. Dan ekosistemnya juga penting ya. Dari pihak industri asuransinya juga belum ada diskusi lebih lanjut bagaimana nih kalau sampai hilang. Karena 40% dari harga mobil adalah di listrik itu sendiri,” pungkasnya.

 

Penulis: Steven Widjaja

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *