Pasar Modal Tak Bergairah? Sejak Januari sampai Mei 2023 IHSG Anjlok 3,17%

(Foto: Net)

Jakarta – Pertumbuhan pasar modal Indonesia di kuartal I tahun ini masih menunjukkan pelemahan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berada di level 6.633 hingga Mei 2023, atau turun 4,08% secara month to date (mtd) dari bulan April 2023 yang berada di level 6.915,72.

Sedangkan secara year to date (ytd), sejak Januari sampai Mei 2023, IHSG turun 3,17%, dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp20,58 triliun per Mei 2023. Sementara net buy pada bulan sebelumnya sebesar Rp18,91 triliun (ytd).

Capaian pada 2023 hingga bulan Mei itu terpantau lebih rendah ketimbang pertumbuhan pada 2022 yang sebesar 4,09%. Pertumbuhan pasar modal di 2022 juga sempat menyentuh level tertinggi pada 13 September 2023 di level 7.318.

Bila melihat data dari Indonesia’s Economic And Capital Market Development, selama 10 tahun terakhir, IHSG mengalami penurunan sebanyak 4 kali, yakni pada 2013, 2015, 2018, dan 2020.

Pada 2013, IHSG mengalami kenaikan walaupun masih dalam tren fluktuasi. Kala itu, pertumbuhan IHSG turun 0,98% akibat kebijakan suku bunga The Fed yang memberikan sentimen negatif untuk pasar saham RI. Namun, di tahun 2014 IHSG berhasil pulih, dengan pertumbuhan mencapai 22,29%.

Sementara pada 2015, IHSG kembali anjlok 12,13% akibat perlambatan ekonomi di Tiongkok. Namun, sekali lagi, kondisi ini akhirnya berbalik positif di tahun berikutnya, dengan pertumbuhan sebesar 15,32% pada 2016 dan 19,99% pada 2017.

Di 2018, pasar saham Indonesia “tersengat” oleh isu perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang membuat IHSG drop 2,54%. Lalu, pada 2019 IHSG tumbuh 1,70%.

Dan di tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 melanda, IHSG drop 5,09%. Namun berhasil bangkit di tahun berikutnya dengan pertumbuhan sebesar 10,08%. Total nilai kapitalisasi pasar saham di akhir 2021 tercatat sebesar Rp8.255,62 triliun atau meningkat 18,4% (yoy).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menjelaskan bahwa penurunan kinerja IHSG itu tak bisa dilepaskan dari volatilitas di pasar keuangan akibat sentimen negatif global.

“Pelemahan IHSG didorong pelemahan saham di sektor energi dan basic materials yang sejalan dengan perkembangan harga komoditas,” ucap Inarno di sebuah konferensi pers virtual, dikutip Rabu, 14 Juni 2023.

 

Penulis: Steven Widjaja

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *