Perluas Cashless, Generasi Tua Masih Jadi Hambatan

(Foto: Dok. TF/tangkapan layar Zoom)

Jakarta – Di era seperti saat ini, metode cashless seolah sudah menjadi kebutuhan. Dari efisiensi atau kemudahan, hingga kenyamanan, menjadi alasan mengapa metode transaksi cashless semakin disukai dewasa ini. Namun begitu, penerapan metode cashless di Indonesia bukanlah tanpa hambatan. Gap usia antara generasi muda dan generasi tua adalah salah satu tantangan utamanya.

Generasi tua yang tidak terbiasa menggunakan layanan contactless tentunya perlu mendapatkan edukasi secara berkelanjutan mengenai layanan cashless yang ada, mulai dari cara menggunakan, sampai keuntungan yang didapat dari metode pembayaran cashless. Lifestyle influencer, Dimas Ramadhan, menyampaikan bahwa generasi muda dibutuhkan untuk membimbing generasi yang lebih tua terkait metode pembayaran cashless.

“Banyak masyarakat kita yang masih belum teredukasi ya, mungkin masih ada beberapa orang yang lebih nyaman pakai cash. Namun, itu balik lagi ke individunya. Ini lebih soal kenyamanan. Misalnya, saya ajarin orang tua pakai beberapa metode cashless yang terbaru itu ternyata mereka langsung paham bahwa menggunakan metode cashless ini mudah. Kitanya harus mau bantu ajarin orang tua kita. Kita sebagai generasi muda perlu dukung orang tua supaya bisa pakai metode contactless,” ujar Dimas di acara “Contactless Talk: Siapkah Kita Meninggalkan Uang Cash?” yang diadakan Visa Worldwide Indonesia secara daring, Jumat, 9 Juni 2023.

Dimas mengatakan, melalui niat segenap generasi muda untuk membimbing orang-orang tua dalam memakai metode cashless, target pemerintah capai cashless society di 2030 dapat terwujud. Hal menarik juga disampaikan dirinya bahwa program promo atau diskon bisa menjadi daya pikat tersendiri untuk menarik minat masyarakat beralih ke pembayaran contactless.

Ia lalu memberikan contoh pengalaman dirinya belanja di sebuah franchise kedai kopi ternama, yang memakai program promo dalam menarik minat masyarakat untuk beralih ke cara contactless.

“Sosialisasinya harus digencarkan lagi kayak di Starbucks itu kalau contactless lebih banyak diskonnya, jadi dapat promonya lebih besar, sehingga orang lebih tertarik pakai metode contactless. Kita bisa terapkan program diskon untuk menarik orang beralih ke cashless. Selain tentunya edukasi mengenai cashless dijalankan terus,” papar Dimas.

Di lain sisi, Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman, membeberkan jika hasil riset Visa di 2022 menunjukkan, 95% generasi baby boomers di Indonesia telah menggunakan dompet digital untuk transaksi pembayaran. Riko mengaku terkejut melihat hasil survei tersebut.

“Itu tadi ya kalau saya cukup surprise sih lihat generasi baby boomer itu 95% sudah pakai dompet digital. Bagi saya memang yang namanya hybrid itu butuh waktu, dan kalau semua orang sudah pakai tap, dia juga malu kalau masih cash. Dan kasirnya juga bingung kalau semua sudah tap, ini masih ada cash duitnya mau diapain. Maka, lama-lama mau tidak mau, terpaksa lari ke cashless,” kata Riko.

Sebagai informasi, berdasarkan Visa Consumer Payment Attitudes Study 2022, dompet digital menjadi opsi pembayaran terpopuler di masyarakat, dengan persentase 93%. Di bawahnya, ada uang tunai 84%, dan kartu debit/kredit 80%. Survei yang dilakukan kepada 1.000 konsumen ini juga mengungkapkan jika tingkat penggunaan, kesadaran, dan minat akan layanan contactless terus meningkat.

84% konsumen yang belum menggunakan layanan contactless tertarik untuk menggunakannya di waktu mendatang, 79% non pengguna sadar akan penggunaan layanan contactless, dan 34% telah pernah menggunakannya.

 

Penulis: Steven Widjaja

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *