Jakarta – Pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsisten tumbuh karena topangan dari setiap segmen yang rata-rata tumbuh double digit secara year-on-year (yoy). Saat ini, segmen corporate banking Bank Mandiri telah tumbuh sebesar 10,6% yoy diikuti pertumbuhan dari segmen lain seperti, commercial banking sebesar 9,9% yoy, small medium enterprise (SME) sebesar 12,5% yoy dan segmen mikro sebesar 12,0% yoy.
Selain itu, perusahaan anak Bank Mandiri pun telah membukukan kinerja yang baik dengan pertumbuhan sebesar 18,2% yoy dan per Juni 2022, market share kredit Bank Mandiri secara konsolidasi telah berada di level 18,4%.
Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri menilai, likuiditas Bank Mandiri akan tetap terjaga dengan sehat. Mengingat dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri yang juga tumbuh secara double digit, menjadi Rp1.318 triliun yang sebagian besar didukung oleh giro dan tabungan, masing-masing tumbuh sebesar 17% yoy dan 16,1% yoy.
“Pencapaian ini menjadikan market share DPK Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai 17,3%. Pertumbuhan ini juga membawa rasio dana murah atau CASA ratio Bank Mandiri pada level yang tinggi di atas rata-rata historical, dengan 75% secara bank only dan lebih dari 70% secara konsolidasi,” ujar Darmawan dalam Rapat Komisi XI DPR bersama Bank Mandiri, Rabu, 28 September 2022.
Baca juga: Emma AXA Mandiri Bantu Patahkan 6 Mitos Kesehatan di Masyarakat
Perlu diketahui, Bank Mandiri juga berperan sebagai agent of development untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dengan menyalurkan kredit kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Melalui kredit usaha rakyat (KUR), per Juni 2022, secara bank only Bank Mandiri mencatatkan kredit UMKM yang tumbuh dengan baik.
“Pertumbuhan baki debet UMKM Bank Mandiri sebesar 12,6% menjadi Rp110,7 triliun atau sebesar 12,4% dari total kredit Bank Mandiri secara bank only. Pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran KUR yang mencapai RP20,6 triliun kepada lebih dari 192 ribu debitur di berbagai sektor seperti, sektor perdagangan besar dan eceran, sektor pertanian, sektor jasa produksi, serta sektor industri pengolahan dan lainnya yang masing-masing mencapai, Rp8,4 trilun, Rp6,1 triliun, Rp4,1 triliun, dan Rp2,1 triliun,” jelas Darmawan.
Ke depannya, dia berharap Bank Mandiri dapat menjaga konsistensi kinerja bisnis yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi yang optimal terhadap perekonomian baik secara nasional maupun secara ke wilayahan. (*) Fatin