Proyek Kereta Cepat Pertama Asia Tenggara Tembus Tunnel #1 Halim

Jakarta — Di pengujung 2020, Proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) kembali raih pencapaian konstruksi dengan ditembusnya Tunnel #1 Halim, yakni struktur terowongan sepanjang 1,8 kilometer, melintang di bawah Jalan Tol Jakarta – Cikampek.

Hadir dalam acara “Tunnel #1 Breakthrough”, antara lain, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjatian, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok Xiao Qian, dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.

Hadir pula Dirjen Perkeretaapian Heru Wisnu Prabowo, Dirjen Bina Marga Tri Sasongko, Dirjen Bina Konstruksi Hedi Rahadian, Dirjen Pengadaan Tanah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Agraria dan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Arie Yuriwin, dan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Danang Parikesit.

Turut hadir Komisaris dan Direksi KCIC, Direksi PSBI, Direksi dan Manajemen PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. [WIKA], PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Kereta Api Indonesia (Persero) [KAI], PT Perkebunan Nusantara 8 (Persero) [PTPN 8], Konsorsium Kontraktor dan Konsultan Pembangunan KCJB , serta piihak-pihak yang terlibat dan mendukung pembangunan kereta cepat pertama di Asia Tenggara tersebut.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi tembusnya Tunnel #1 KCJB. Prestasi itu menunjukkan bahwa kerja keras seluruh pihak yang terlibat dalam konstruksi proyek ini berjalan sangat baik.

“Hanya dengan team work yang kuatlah, kita semua bisa mewujudkan transportasi mobile modern yang kelak membanggakan bangsa Indonesia,” ujar Luhut saat “Tunnel #1 Breakthrough” di sisi luar ruas Jalan Tol Jakarta – Cikampek KM 5+500 (arah Jakarta), Selasa (15/12).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra menyampaikan bahwa penembusan tersebut merupakan hasil sinergi dan kolaborasi dua negara untuk menghadirkan kereta cepat ke hadapan masyarakat tanah air.

“Para ahli dari Indonesia dan Tiongkok bersinergi dalam setiap proses, sehingga transfer ilmu terjadi secara terus menerus di berbagai sisi persiapan,” ujar Chandra.

Chandra menambahkan, tuntasnya pekerjaan Tunnel #1 menambah sederet prestasi Proyek KCJB dan mendorong progres konstruksi hingga mencapai persentase 63,9%.

“Di lapangan, angka ini merepresentasikan 5 tunnel yang telah ditembus. Dengan demikian, progres pekerjaan tunnel telah mencapai 74,94 % dari total panjang seluruh tunnel kereta cepat yakni 16 km,” ujar Chandra.

Chandra juga menyebutkan bahwa setelah Tunnel #1, dalam kurun waktu dua bulan ke depan akan terdapat dua tunnel kereta cepat yang akan tertembus.

Sejalan dengan hal tersebut, pada konstruksi struktur elevated, 1.741 batang pier telah berdiri di sepanjang lintasan Jakarta–Bandung dan siap untuk dihubungkan.

Di sisi lain, lebih dari 12.000 batang rel kereta cepat dengan panjang masing-masing 50 meter, juga tengah memasuki proses pengiriman dari Tiongkok secara bertahap.

“Salah satu fokus kami dalam menghadirkan sebuah moda transportasi massal modern bagi masyarakat Indonesia, yang diharapkan mampu mengubah paradigma dan perilaku masyarakat dalam menggunakan transportasi publik di masa mendatang,” jelas Chandra.

Sementara, Wakil Ketua Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi Cina (Vice Chairman of NDRC) Ning Ji Zhe dalam pidatonya yang disampaikan secara virtual juga mengatakan hal serupa.

“Dengan dukungan dua negara, Proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung terus memberikan kabar baik. Sederet pencapaian konstruksi telah tercapai,” ujar Ning.

REKOR MURI

Tembusnya Tunnel #1 Halim juga berhasil meraih pengakuan dari Museum Rekor- Dunia Indonesia (MURI). MURI mencatatkan rekor pada mesin bor (TBM) yang digunakan di Tunnel #1 Proyek KCJB sebagai “Mesin Bor Terbesar Pembuat Terowongan di Indonesia”.

Berdiameter sebesar 13,2 meter, TBM menggali struktur terowongan yang akan menampung dua lintasan kereta cepat di dalamnya.

Site Manager Tunnel #1 Sinohydro, Han Jiping mengatakan, TBM KCJB memiliki panjang 102,3 meter dan beroperasi selama 13 bulan hingga Tunnel #1 berhasil ditembus.

“Rata-rata TBM beroperasi 113 meter per bulan. Namun, dalam keadaan optimal, satu bulan TBM dapat beroperasi hingga mencapai 322 meter,” ungkapnya.

Didatangkan khusus untuk menggali struktur tunnel #1 Halim, TBM pertama kali mendarat di Indonesia pada Februari 2019 serta merampungkan proses perakitan dan commissioning di bulan Maret 2019.

Kemudian, setelah mendapatkan izin operasi dari KKJTJ pada bulan Oktober 2019, TBM KCJB resmi beroperasi menggali struktur tunnel melintasi bagian bawah area-area kritis seperti LRT, gerbang dan jalan tol Jakarta-Cikampek, perumahan dan fasilitas sosial, seperti masjid.

Metode penggalian Tunnel #1 dengan menggunakan TBM merupakan salah satu bentuk komitmen Proyek KCJB untuk tetap memperhatikan keamanan dan kenyamanan lingkungan sekitar selama proses pembangunan.

“Tunnel #1 dikonstruksikan dengan menggunakan mesin bor terbesar yang pernah ada di Indonesia dan Asia Tenggara, yang memungkinkan proses pengeboran dilakukan tanpa mempengaruhi aktivitas di permukaan,” pungkas Chandra. (*)

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *