Jakarta – PT Adhi Karya (Persero) Tbk meproyeksikan ekuitas di tahun 2024 mencapai Rp12,9 triliun apabila dibantu oleh dana right issue. Sedangkan, tanpa right issue hanya mencapai Rp8,2 triliun. Demikian juga dengan penurunan-penurunan liabilitas yang akan membaik serta, pertumbuhan aset yang juga akan lebih tinggi dengan adanya right issue.
Saat ini, porsi kepemilikan saham Adhi Karya yang dimiliki oleh pemerintah sebesar 51% dan 49% sisanya dimiliki oleh publik. Namun saham tersebut belum cukup membantu permodalan pada Proyek Strategis Nasional (PSN) maupun non PSN yang sedang dikerjakan.
“Pada saat kami mendapatkan PSN maupun non PSN ini membutuhkan tambahan dan dukungan ekuitas,” ucap Entus Asnawi Mukhson, Direktur Utama Adhi Karya di hadapan Komisi XI DPR, Selasa, 13 September 2022.
Baca juga: Rencana Right Issue, Waskita Targetkan Raup Dana Rp980 miliar
Untuk mengatasi hal itu, langkah right issue diambil oleh Adhi karya untuk menambah modal bagi penyelesaian proyek yang meliputi, proyek tol Yogyakarta – Solo, tol Yogya – Bawen, dan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) Karian – Serpong. Diharapkan pemerintah mampu memberikan dana Rp1,9 triliun melalui right issue.
“Right issue itu untuk menambah ke tol Yogyakarta – Solo Rp350 miliar, tol Yogyakarta – Bawen Rp145 miliar, dan SPAM Karian Rp69 miliar, yang totalnya sebesar Rp564 miliar. Kemudian untuk dana right issue lainnya akan kita gunakan untuk pengolahan limbah terpadu di kawasan Medan Rp495 miliar dan tol Jorr Elevated ruas Cikunir – Ulujami,” jelas Entus.
Jika dilihat dari timeline proses pembentukan right issue, Adhi Karya masih menungu penerbitan peraturan pemerintah (PP), dan sebelumnya pada 23 Agustus 2022 Adhi Karya telah melakukan registrasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Harapannya, kami bisa melaksanakan right issue di Oktober 2022. Jadi, dananya bisa kami terima di Oktober,” pungkas Entus. (Fatin)