Jakarta – Hadirnya infrastruktur digital dalam layanan keuangan membuat masyarakat merubah kehidupannya dalam bertransaksi. Ditambah, adanya dorongan kondisi pandemi Covid-19 membuat keuangan digital semakin menggeliat dan menjadi harapan baru bagi perekonomian nasional yang kini berada dalam kondisi pemulihan.
Ratu Maxima dari Belanda, yang juga Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa Advokat Khusus untuk Inklusi Keuangan dan Pembangunan menilai, digitalisasi yang sedang terjadi dalam dunia keuangan dapat menghasilkan pencapaian yang baik jika memilki infrastruktur digital yang mumpuni.
“Interupsi yang terjadi dalam layanan digital masih menjadi tantangan yang harus dihadapi. Mayoritas dari pengguna keuangan digital mengalami kebocoran data pribadi sehingga butuh regulasi dan sistem keamanan yang kuat untuk menavigasi pengguna. Sehingga, sektor ekonomi yang digagas oleh perempuan, pemuda, dan usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa memanfaatkan kesempatan digitalisasi ini untuk membuat bisnis mereka lebih efisien, strategis, dan memperluas pasar mereka,” katanya dalam Simposium Tingkat Tinggi G20 GPFI: Memanfaatkan Digitalisasi untuk Meningkatkan Produktivitas, Berkelanjutan & Inklusif Ekonomi Perempuan, Pemuda, dan UMKM, Selasa, 4 Oktober 2022.
Baca juga: Memperkuat Perdagangan Inggris-Indonesia dengan Dukungan Britain in Southeast Asia (BiSEA)
Lebih lanjut, Ratu Maxima mengatakan bahwa layanan teknologi keuangan akan membantu bisnis-bisnis kecil untuk memasuki pasar global baik dari segi manajemen integritas, pemasaran, pembayaran, kredit, dan penjualan.
“Perusahaan seperti Moglix di India dan Embeza di Pakistan, ini membantu bisnis-bisnis kecil untuk berekspansi dan terkoneksi dengan perusahaan global. Namun, saat ini masih banyak UMKM yang melewatkan kesempatan itu sehingga menjadi tantangan dalam memajukan dan membangun ekonomi,” tambahnya.
Dia pun menjelaskan, sebenarnya bagi UMKM dan start up dengan digitalisasi keuangan, mereka bisa memperluas prospek pertumbuhan bisnis mereka dengan berkolaborasi membuat suatu ekosistem keuangan digital yang memiliki kredibilitas pada sistemnya. Maka dari itu, komitmen untuk mendukung sektor perekonomian yang digagas oleh perempuan, pemuda, dan UMKM dapat menjadi suatu hal yang esensial untuk membangun ekuitabilitas ekonomi yang dapat tumbuh secara berkelanjutan.
“Bersama kita dapat mendorong digitalisasi untuk membantu pemulihan dan membangun ketahanan inklusi serta, dengan bertanggung jawab terhadap pelayanan sistem keuangan digital akan membuka peluang ekonomi bagi semua,” tutup Ratu Maxima. (*) Fatin