Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) hingga kuartal III-2019 membukukan laba bersih sebesar Rp20,9 triliun. Realisasi laba tersebut tercatat tumbuh 13% secara tahunan atau year on year (yoy). Tercatat laba periode yang sama pada tahun sebelumnya hanya sebesar Rp18,5 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyebut, peningkatan laba tersebut lebih ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar Rp37,4 triliun atau meningkat 12,2% YoY dan pendapatan operasional yang sebesar Rp15 triliun atau tumbuh 19,3%
“Kepercayaan nasabah pada layanan keuangan BCA telah mendukung pencapaian kinerja bisnis BCA yang berkelanjutan. Bank terus menciptakan inovasi-inovasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin berkembang,” kata Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Senin 28 Oktober 2019.
Jahja menambahkan, keunggulan dalam transaksi terus mendukung peningkatan dana inti BCA yang berupa dana giro dan tabungan (CASA). BCA mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 10,4% menjadi Rp683,1 triliun dengan kontribusi CASA sebesar 75.2% dari total dana pihak ketiga.
CASA tumbuh 7,6% YoY menjadi Rp513,9 triliun ditopang oleh tingginya pertumbuhan jumlah transaksi, khususnya pada e-channels. Sementara itu, deposito berjangka meningkat 19,7% YoY menjadi Rp169,2 triliun.
Selain itu, BCA juga terus mempentahankan rasio keuangan yang solid. Rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) tercatat pada level yang sehat masing-masing sebesar 23,8% dan 80,6%. Rasio pengembalian terhadap aset (ROA) tercatat sebesar 4%.
“Fokus dalam menjaga posisi likuiditas dan permodalan yang solid serta kualitas kredit yang sehat akan menopang kinerja bisnis BCA secara berkelanjutan,” tukas Jahja Setiaatmadja. (*)