Palembang – Besarnya potensi dana zakat dan belum optimalnya pengelolaan, mengiring Bank Sumsel Babel (BSB) meluncurkan Program Ramah Zakat. Dengan adanya program yang didukung sistem digitalisasi diharapkan penyaluran dan penggunaan dana dapat termonitor dengan baik, sehingga terwujud tepat guna penyaluran dan penggunaan zakat. Direktur Utama Bank Sumsel Babel, Achmad Syamsyudin mengatakan bahwa program ramah zakat Bank Sumsel Babel adalah program penyaluran zakat dari seluruh pegawai Bank Sumsel Babel yang disetor langsung dari gaji karyawan karyawati tersebut dan akan disalurkan kepada pihak yang berhak menerimanya atau mustahik.
Mustahik yang dipilih adalah masyarakat yang betul-betul membutuhkan bantuan antara lain karena penghasilan di bawah garis kemiskinan, tempat tinggal tidak layak. Datanya didapat dari Pemda melalui dinas terkait, bersinergi dengan tim Bank Sumsel Babel.
“Program ini juga akan membantu meningkatkan taraf ekonomi karena akan melibatkan warung-warung yang ada disekitar mustahik sebagai merchant penyedia barang, karena mustahik akan mencairkan dana zakat dari Bank Sumsel Babel dengan membeli barang di warung-warung yang ditunjuk tersebut,” ujarnya.
Dikatakan, program ini merupakan tahap awal dan masih tertutup untuk pegawai Bank Sumsel Babel dengan estimasi Rp2,5 miliar. Kedepan, setelah siap untuk dibuka dan masyarakat lain bisa menyalurkan dana zakat dan wakafnya. Begitu untuk masyarakatnya di BANK SUMSEL BABEL Launching PROGRAM RAMAH ZAKAT tahap awal di kawasan Tangga Takat dan 13 Ulu.
“Nantinya ketika semakin banyak yang menyalurkan zakat melalui ini tentu akan terorganisir baik penghimpunan dana maupun penerima yang menggunakan sistem by name by address,” terangnya. Selain transparansi dan akuntabilitas dana, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan muzakki (pihak yang berzakat) dalam berzakat, sistem digitalisasi ini akan mendukung program pemerintah dalam hal memperkenalkan konsep cashless bagi masyarakat, dan membantu program BI karena dalam bertransaksi pada program Ramah Zakat ini akan menggunakan barcode.
Direktur Eksekutif Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Ventje Raharjo mengatakan untuk mengentaskan kemiskinan, pemerintah memang memiliki program Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang memberikan bantuan bagi warga terdampak langsung, namun tidak semua warga terdampak mendapatkan bantuan langsung dari pemerintah karena keterbatasan anggaran.
Raharjo mengatakan launching ramah zakat Bank Sumsel Babel dan Pemkot Palembang ini sangat baik dan bisa jadi contoh bagi daerah lain karena bukan cuma menghimpun zakat saja, tapi juga sudah berbasis teknologi sehingga setiap pengeluaran zakatnya tercatat dengan detail dengan transaksinya karena setiap Mustahik dilengkapi barcode yang mencatat semua pengeluarannya secara rinci. Walikota Palembang H Harnojoyo menyampaikan mengapresiasi atas inisiasi yang dilakukan Bank Sumsel Babel dengan stakeholder terkait. Dari penghasilan yang wajib dizakatkan mencapai Rp20 miliar oleh badan yang dikelola secara transparan dengan melibatkan UKM.
“Ini luar biasa, semangat kita membangun masyarakat yang sejahtera. Mewujudkan Palembang Emas,” tutup Walikota. Program Ramah Zakat ini merupakan yang pertama di Indonesia yang akan jadi percontohan juga bagi daerah lain.