Jakarta – Di tengah ancaman resesi ekonomi global pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melaju. Pada semester kedua 2022 tercatat bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia mencapai 5,2%, angka itu menguat dibandingkan semester pertama yang memiliki persentase 3,7%.
Radhika Rao, Ekonom Senior Bank DBS Indonesia memperkirakan bahwa di kuartal kedua 2022 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan mengalami peningkatan sebesar 5,44% dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia juga diperkirakan akan lepas landas melewati berbagai capaian ekonomi di 2021.
“Pulau Jawa merupakan kontributor utama pertumbuhan secara keseluruhan, yang menyumbang 56,6% dari keseluruhan output ekonomi, naik 5,7% secara tahunan,” kata Radhika di Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022.
Baca juga: Tahan Inflasi, Gubernur Jatim Gencarkan Misi Dagang
Dia juga mengungkapkan bahwa dilihat dari sisi pengeluaran, konsumsi akhir pemerintah berdampak pada kontraksi -5,2% namun di antara sub-segmen yang lain, justru terjadi peningkatan secara luas. Lebih jauh, persentase ekspor mencatatkan angka 19,7% yang melampaui persentase impor sebesar 12,3% dan konsumsi rumah tangga yang berada di persentase sebesar 5,5% secara tahunan.
“Konsumsi akhir naik 32% secara tahunan, disertai lonjakan 9,1% ekspor, dan 3% impor,” jelasnya.
Sementara itu, sektor transportasi dan peyimpanan mencatatkan peningkatan sebesar 21,3%, menempati urutan teratas dari aktivitas lintas sektor. Selanjutnya, akomodasi dan kegiatan food service memiliki persentase 9,8% dan manufaktur hanya sebesar 4%. Namun, prediksi ini belum sepenuhnya aman dari risiko karena angka pertumbuhan yang menguat akan menjadi dasar bagi Bank Indonesia untuk memutuskan kebijakan moneter yang berkaitan dengan inflasi.
Radhika juga menambahkan bahwa sekalipun inflasi inti dipantau langsung oleh para regulator, perbandingan antara tingkat inflasi dan tingkat suku bunga masih harus diperhatikan.
“Para pembuat kebijakan perlu memperhatikan dan membuat antisipasi terhadap laju inflasi,” tutup Radhika. (Fatin)