Jakarta – Saat ekonomi global mengalami ancaman stagnasi pertumbuhan ekonomi, Indonesia mampu mencatat akselerasi perekonomian melebihi ekspektasi pasar. PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) meyakini, terbuka ruang bagi perekonomian domestik tetap melaju kuat pada sisa paruh kedua tahun ini.
‘’Di tengah perlambatan ekonomi dunia, aktivitas perekonomian domestik Indonesia berjalan dengan cukup kuat, terutama ditopang oleh belanja pemerintah,’’ kata Ekonom Bahana TCW Emil Muhamad, dikutip Jumat, 18 Agustus 2023.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi domestik tumbuh sebesar 5,17% pada kuartal dua 2023, dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini lebih kencang dari pencapaian kuartal pertama yang tumbuh sebesar 5,04%. Sehingga secara keseluruhan produk domestik bruto (PDB) selama Januari – Juni 2023, tercatat sebesar 5,11%.
Meski di sisi lain, perlambatan global telah mengakibatkan sumbangsih ekspor terhadap PDB mengalami penurunan, namun berdasarkan pengeluaran, sumber pertumbuhan PDB ditopang oleh permintaan domestik, menunjukan kualitas pertumbuhan yang baik. Konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 10,62%, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,23%, dan investasi mencapai 4,63%.
Sedangkan dari sisi eksternal, pengeluaran ekspor barang dan jasa terkontraksi sebesar 2,75% seiring dengan melemahnya permintaan global dan turunnya harga komoditas ekspor utama seperti batu bara dan crude palm oil (CPO). Kontraksi ini mengakibatkan kontribusi ekspor terhadap PDB turun dari 24,6% di tahun lalu menjadi 20,3% pada kuartal kedua tahun ini.
Tapi penurunan tersebut, mampu ditutupi oleh kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB yang naik dari 17,92% pada kuartal dua tahun lalu menjadi 18,25% pada kuartal kedua 2023. Kontribusi sektor manufaktur memiliki arti penting dalam peningkatan produktivitas perekonomian domestik. Sementara itu, bila dilihat dari lapangan usaha, sumber pertumbuhan yang terbesar berasal dari transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 15,28% yang menunjukan mobilitas masyarakat dan aktivitas perdagangan terus tumbuh kencang.
Selain itu, penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh 9,89% seiring pulihnya sektor pariwisata domestik. Anak usaha IFG ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terjaga dengan baik ke depan. Beberapa indikator seperti purchasing manager index (PMI), indeks keyakinan konsumen, dan kredit perbankan masih tumbuh positif.
‘’Belanja APBN yang lebih cepat akan memberi multiplier effect yang optimal bagi aktivitas perekonomian, apalagi anggaran kita mengalami surplus hingga paruh pertama tahun ini. Kami menilai ruang fiskal yang cukup memungkinkan pemerintah untuk belanja lebih ekspansif untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,3% sepanjang tahun ini,” tambahnya.
Editor: Steven Widjaja